Jakarta – TAMBANG. Guna meningkatkan pelayanan yang optimal kepada pelanggannya di sektor pertambangan, PT Jaindo Metal Industries, melakukan banyak inovasi. Salah satunya dengan mengkolaborasikan sistem tiang dan dinding sebagai pondasi, termasuk menjodohkan bahan baku logam dengan batu bata.
Perusahaan produsen rangka baja ringan dan ‘PrefabHouse’ untuk berbagai bangunan, PT Jaindo Metal Industries, tidak hanya mengandalkan kualitas, PT Jaindo Metal Industries juga mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan pada setiap produknya.
Menurut, Marketing Manager PT Jaindo Metal Industries, Gito Prasetio, selama ini sistem bangunan rangka baja hanya menggunakan salah satu bagian sebagai pondasi, “Ada yang menggunakan tiang sebagai pondasi, ada juga yang menggunakan dinding. Kali ini, kami sedang formulasikan dengan menggabungkan fungsi tiang dan dinding sebagai pondasi,” ujar Gito.
Melalui inovasi ini, kata Gito, nantinya produk rangka baja ringan PT Jaindo Metal Industries yang dikenal dengan nama J-steel, akan menjadi lebih kuat dan kokoh. Hal ini sebagai upaya pihaknya untuk mengoptimalkan jaminan keselamatan dan keamanan bagunan J-steel yang diaplikasikan di sektor industri termasuk sektor pertambangan.
PT Jaindo Metal Industries, merupakan perusahaan Indonesia yang pertama kali memperkenalkan ‘PrefabHouse’ atau rumah yang kontruksi pembangunannya menggunakan modul hasil fabrikasi industri. Perusahaan yang dahulunya bernama PT Djasa Metal Works ini berderi sejak 1977 yang kemudian mengubah namanya menjadi PT Jaindo Metal Industries di 1981.
J-steel yang lebih dari 15 tahun dipercaya perusahaan tambang, lanjut Gito, telah menunjukkan kualitasnya kepada pelanggan. Hal ini karena J-steel memiliki kualitas yang terbaik dikelasnya. Di mana J-steel memiliki daya tahan terhadap korosi hingga 50 tahun, sedangkan rata-rata rangka baja ringan hanya dapat bertahan paling lama 25 tahun. Produk J-steel yang dipasarkan diantaranya, rumah dan long house prefab, rangka atap, penutup atap serta rangka plafon.
“Selain telah mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI), bahan baku J-steel telah mendapatkan pengakuan dari Japanese Industrial Standards (JIS), dan lolos pengujian dari American Standards Testing and Material (ASTM),” ungkapnya.
Pasalnya, ucap Gito, produk J-steel memiliki tiga lapisan pilihan pelindung karat, yakni Zinc, Aluminium dan Magnesium atau yang disingkat menjadi ZAM. “ZAM adalah metrial struktur baja ringan yang hanya dimiliki oleh J-steel, yang memiliki daya tahan karat hingga 8 kali lebih baik dibanding dengan zinc aluminium alloy,” ungkapnya.
Walaupun memiliki kualitas terbaik, Gito mengaku, pihaknya tetap memberikan pelayanan supervisi kepada perusahaan di sektor tambang. Supervisi ini dilakukan setiap 15 tahun sekali melalui kegiatan inspeksi terhadap kualitas bangunan, terlebih sektor pertambangan memiliki kadar asam yang tinggi. Adapun beberapa perusahaan tambang yang telah menggunakan produknya adalah PT Newmont Nusa Tenggara dan PT KPC.
“Sejauh ini kami melakukan supervisi sebagai bentuk memberikan jaminan kualitas dan keamanan kepada pelanggan, termasuk memberikan solusi jika dibutuhkan oleh pelanggan,” cetus Gito.
Keunggulan lainnya yang membuat J-steel disukai oleh perusahaan tambang di Indonesia, karena J-steel tidak lagi memiliki waste. Sebab itu, dengan adanya inovasi yang dilakukan pihaknya di 2015 ini, diharapkan PT Jaindo Metal Industries, dapat bersinergi dengan perusahaan tambang.