Jakarta-TAMBANG. Salah satu lembaga riset global PriceWaterhouseCooper Indonesia (PwC) kembali melakukan riset atas industri migas di Indonesia. Respondennya ang dimintai pendapatnya adalah perusahaan-perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia.
Dalam survey yang ke-8 setidaknya ada beberapa aspek yang dimintai tanggapan. Hal pertama terkait pasokan dan permintaan minyak dan gas. Sebagian besar responden menilai ke depan permintaan gas bakal melampaui permintaan minyak. Ini menandai era baru dimana gas senakin diminati. Namun ada tantangan besar bagi Industri migas nasional ketika kegiatan eksplorasi akan berkurang. Tidak banyak perusahaan yang akan meningkatkan aktivitas eksplorasi. Ini tentu akan berdampak pada cadangan migas nasional yang tidak meningkat.
Hal kedua terkait tenaga kerja. Dengan kondisi harga minyak saat ini, semua responden memandang pesimis terkait lapangan kerja di sektor minyak dan gas. Bahkan sebagian besar responden menyakini lapangan kerja di industri migas tahun ini bakal berkurang. Bahkan hampir 75% responden memperkirakan perusahaan mereka akan mengurangi karyawan ekspatriat dengan 53% memperkirakan penurunan jumlah karyawan lokal.
Hal ketiga terkait belanja Modal. Untuk kategori ini responden secara umum terbagi dalam tiga kelompok yang sama besarnya – sepertiga akan mengurangi belanja modal, sepertiga akan menambah belanja modal dan sepertiga akan mempertahankan jumlah belanja modal. Dari jawaban atas survey sebagian besar meyakini perusahaan-perusahaan migas akan mengurangi belanja modal secara khusus untuk kegiatan eksplorasi.
Hal lain terkait daya saing Survey, dimana responden menyebutkan setidakny ada lima daya saing utama dari industri minyak dan gas bumi Indonesia. Kelima daya saing tersebut adalah Peluang geologis; Angkatan kerja yang terlatih; Kemudahan kepemilikan asing; Kerangka kerja fiskal yang ada saat ini dan Proses perjanjian dan persetujuan proyek.
Peserta survei juga optimis terhadap potensi peningkatan daya saing Indonesia yang diharapkan didapat dari investasi infrastruktur yang lebih besar yang dipicu oleh kebijakan pemerintah saat ini.
Berdasarkan hasil survei, Indonesia menghadapi tantangan utama dalam pengembangan sektor minyak dan gas bumi, yang di saat yang sama kita menghadapi tren harga minyak rendah yang berkepanjangan. Dalam situasi yang kurang menguntungkan ini, Indonesia dituntut untuk memperbaiki kebijakan sehingga menarik bagi investor.