Jakarta, TAMBANG – Perusahaan pertambangan batu bara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan kegiatan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 344 hektare (ha) di Kawasan Bukit Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra menyebut rehabilitasi DAS di Kawasan Bukit Menoreh juga merupakan upaya perusahaan dalam mendukung pengembangan pariwisata Candi Borobudur.
“Tidak hanya memulihkan lahan kritis, Kegiatan Rehabilitasi DAS yang dilakukan PTBA di Kawasan Bukit Menoreh juga mendukung pengembangan Destinasi Wisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur. Hal ini merupakan wujud komitmen PTBA untuk pembangunan berkelanjutan,” ucap Niko dalam keterangannya, Senin (3/6).
Dimulai sejak 2021, Rehabilitasi DAS di Kawasan Bukit Manoreh saat ini telah memasuki tahap pemeliharaan tahun ketiga. Rehabilitasi dilakukan untuk memulihkan fungsi DAS di Bukit Menoreh sebagai bagian dari sistem penyangga kehidupan.
“Kawasan ini merupakan salah satu sumber air bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah. Pemulihan DAS merupakan upaya menjaga sumber daya air alami untuk masyarakat,” beber dia.
Bukit Menoreh merupakan salah satu pintu gerbang kedatangan wisatawan dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menuju Candi Borobudur.
PTBA menanam 137.600 bibit tanaman produktif yang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut, di antaranya yakni Durian Musangking, Durian Montong, Alpukat Aligator, Alpukat Kendil, Manggis, Kelengkeng Kateki, Petai Gobang, Jambu Kristal, Mangga Arum Manis, hingga Jambu Air Madu Deli.
Tanaman buah-buahan tersebut diharapkan dapat mengurangi aktivitas penebangan dan panen kayu. Selama ini tanaman yang ditanam masyarakat mayoritas tanaman kayu, sehingga secara berkala terdapat penebangan pohon untuk mengambil kayunya.
“Dengan adanya tanaman buah-buahan ini, penebangan pohon bisa berubah menjadi pemanenan buah-buahan, sehingga tidak merusak lingkungan di kemudian hari. Hasil buah-buahan dapat menambah penghasilan masyarakat lokal, baik dari penjualan langsung buah-buahan saat panen, maupun sebagai katalisator munculnya peluang usaha-usaha baru terkait pasca panen nantinya,” jelas Niko/
Dalam Rehabilitasi DAS, PTBA senantiasa melibatkan masyarakat sekitar. Sebanyak 64 Kelompok Tani Hutan Masyarakat dari 19 desa telah ikut serta sejak kegiatan awal penanaman sampai pemeliharaan tanaman. Perusahaan juga memberikan pelatihan produksi bibit unggul, serta berbagai sarana pendukung seperti mesin mesin komposter, pupuk, dan sebagainya.
“Dengan adanya Pelatihan Pembuatan Bibit Unggul Vegetatif dan berbagai macam sarana pendukung yang telah diberikan, kami berharap masyarakat dapat secara mandiri melanjutkan program lingkungan ini di kemudian hari,” ujar Niko.
Rehabilitasi DAS yang dilakukan PTBA di Bukit Menoreh ini sesuai dengan SK Rehabilitasi DAS dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal ini merupakan kewajiban PTBA sebagai perusahaan yang memegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).
Dalam melakukan Rehabilitasi DAS di kawasan Bukit Menoreh, PTBA bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Balai PDAS Serayu Opak Progo, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Fakultas Kehutanan UGM, Penyuluh Kerja Lapangan, mitra kerja, Kelompok Tani Hutan dan Masyarakat Kawasan Bukit Menoreh.