Tanjung Selor,TAMBANG. PT Pesona Khatulistiwa Nusantara ( PT PKN) yang merupakan bagian dari ENM Group mengolah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dari PLTU miliknya menjadi produk batako dan paving block.
Kepala Pabrik Pesona Agri Katulistiwa Fadli Pangemanan yang ditemui di lokasi menjelaskan program ini sudah dijalankan sejak tahun 2018. “Sebelumnya tempatnya di dekat PLTU dan pas pandemi Covid-19 kami pindah ke sini,”terang Fadli.
Fadli menjelaskan dalam menghasilkan batako dan paving block ada tiga janis bahan yang digunakan yakni FABA, Sirtu dan Semen. Satu sak semen akan dicampur dengan dua gerobak FABA dan satu geobak sirtu. “Untuk campuran sebanyak itu bisa menghasilkan batako ukuran tipe 02 sebanyak 80 bijih. Batako tipe 02 ini ketebalannya 8 cm dan tingginya 9 cm dan lebarnya 29 cm,”terang Fadli.
Selain menghasilkan batako, pengolahan FABA ini juga menghasilkan produk lain berupa paving block. “Dalam sehari dapat menghasilkan 1000 biji paving block. Sementara untuk batako tipe 02 sekitar 500 buah per hari,”lanjutnya.
Semua produk dari hasil pemanfaatan FABA sejauh ini sebagian besar masih dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan. Salah satunya pembangunan gedung Asrama Putri Lemlaisuri yang baru saja diresmikan Gubernur Kaltara, Selasa (26/7).
Selain itu sudah ada juga yang dipasarkan di sekitar Bulungan dan sebagian di luar daerah Bulungan. “Pemasarannya masih terbatas juga karena produk belum banyak dikenal masyarakat. Per biji batako dihargai Rp.3.500 sementara untuk paving block dihargai Rp.2.700 per biji,”ungkapnya.
Pria asal Sulawesi Utara ini berani menjamin kualitas produk yang dihasilkan dari FABA. Ia mengaku sudah melakukan uji coba di Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Bulungan terkait kekuatan produknya. “Dari uji coba itu, produk batako dari FABA mampu menahan beban hingga 5 ton,”terangnya.
Program ini juga melibatkan masyarakat sekitar sebagai pekerja. Dari pihak Yayasan hanya ada 3 orang sementara sisanya adalah masyarakat sekitar.
Sebagaimana diketahui dalam ENM Group selain PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PT PKN) yang bergerak di kegiatan pertambangan batu bara, juga ada PT Sumber Alam Sekurau (SAS) yang mengoperasikan PLTU dengan kapasitas 1×7,5 MW. Juga ada PT Megah Energi Katulistiwa (MEK) yang mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Gas (PLTUG) dengan kapasitas 1×30 MW.
Kegiatan ini merupakan upaya nyata perusahaan dalam memanfaatkan produk samping dari PLTU untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.