Jakarta, TAMBANG – Proyek tambang tembaga bawah tanah (underground) PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di Banyuwangi, Jawa Timur sudah masuk tahap pengajuan izin Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). Setelah pengajuan Amdal, proyek tambang tembaga terbesar ketiga setelah PT Freeport Indonesia Tbk dan Amman Mineral ini, baru masuk tahapan konstruksi.
“Sekarang kita sudah mau majukan untuk melakukan izin Amdalnya. Setelah itu bisa mulai konstruksinya,” ujar General Manager Corporate Communications MDKA, Tom Malik kepada tambang.co.id, dikutip Sabtu (27/7).
Proyek Tembaga Tujuh Bukit (PTTB) sebelumnya sudah dilakukan studi kelayakan terperinci termasuk eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran sumber daya, pemodelan geologi, studi teknis dan studi pra kelayakan. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2018 dan selesai tahun 2023 dengan investasi sebesar USD 200 juta.
Tom menyebut, proyek tembaga underground yang dikendalikan PT Bumi Suksesindo (BSI) ini rencananya beroperasi tahun 2026 atau 2027.
“Kalau TB (Tujuh Bukit) copper (beroperasi) antara tahun 2026-2027. Kita sekarang ini sudah 200 juta dollar sejak pertama kali mulai pengembangan proyeknya, bikin terowongan, eksplorasi, studi-studi macam-macam,” jelasnya.
Menurut Tom, pengerjaan proyek tambang bawah tanah memiliki tantangan yang berbeda dengan tambang terbuka (open pit). Apalagi, kata dia, proyek ini kelak proses penambangannya terletak di bawah permukaan laut.
“Studi-studinya juga cukup kompleks, karena ini kan nantinya di bawah permukaan laut, yang agak lebih chalangging dibanding Freeport. Ini di pinggir laut. Tambangnya juga di bawah permukaan laut,” beber Tom.
Karena itu, imbuh Tom, dibutuhkan studi yang komprehensif, ketat dan serius sehingga kelak tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Sehingga studi-studi rembesan air laut dll harus dilakukan dengan serius. Karena kalau itu sampai jebol, urusannya bukan finansial doang, tapi nyawa orang. Jadi banyak studi yang kita lakukan,” ucap Tom.
Pada Maret 2024, Mineral Resource Estimate (MRE) melaporkan kenaikan sumber daya terindikasi (indicated resources) tembaga sebesar 71 persen atau meningkat 300 juta ton jadi 755 juta ton. Sumber daya terindikasi sebelumnya hanya sebesar 442 juta ton.
Total kandungan sumber daya mineral (terindikasi/indicated dan tereka/inferred) proyek ini, meningkat dari 1,706 menjadi 1,738 miliar ton dengan kandungan tembaga 0,47% dan emas 0,5 gr/ton. Peningkatan jumlah sumber daya mineral ini mengonversi sumber daya mineral terindikasi dari 2,7 juta ton tembaga menjadi 4,5 juta ton tembaga dan dari 9,4 juta ounces emas menjadi 16,1 juta ounces emas.
Sehingga, total sumber daya mineral Proyek Tembaga Tujuh Bukit dari yang semula mengandung 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, saat ini mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas.