Jakarta – TAMBANG. PT Pertamina (persero) yakin saat 1 januari 2018 mendatang, produksi blok minyak dan gas (migas) Mahakam tidak aka mengalami penurunan. Pasalnya, selain melalui masa transisi, Pertamina juga telah mengetahui seluk beluk lapangan Mahakam.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam kepada TAMBANG menjelaskan bahwa Pertamina sudah diberikan izin untuk melihat data-data yang dimiliki oleh Total EP dan Inpex Corporation. Walaupun pihaknya telah membaca data-data tersebut, Alam megatakan bahwa data-data tersebut tidak begitu saja dibuka oleh pemerintah untuk Pertamina walaupun Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Dengan Total ada perjanjian, karena Total punya pesaing perusahaan lain, sehingga pemerintah Indonesia tidak boleh suka-suka memberikan data ini. Kalau kita mau menggunakan data disana, harus mendapat persetujuan, termasuk Total,” ujarnya kepada TAMBANG senin (20/4).
Semua data PSC ini adalah milik negara, semua kegiatan termasuk Pertamina EP, dan sudah di cost recovery. Kemudian oleh Pertamina informasi itu dituangkan dalam confidentiality agreement yang kita buat akhir tahun lalu.
Dengan masukan tersebut, pemerintah diklaim Alam meyakini bahwa Pertamina mampu untuk mengelola Mahakam. “Saya presentasikan itu di Kementrian BUMN dan ada Pak Dirut, Pak Deni DPD, Menko Perekonomian, Menko Maritim, Menteri BUMN, Menteri ESDM, kepala SKK Migas,” tegasnya.
Kontrak bagi hasil blok Mahakam ditandatangani pada 1967 yang kemudian diperpanjang pada 1997 untuk jangka waktu 20 tahun sampai 2017. Awalnya saat eksplorasi dilakukan pada 1967, cadangan (gabungan cadangan terbukti dan cadangan potensial) minyak dan gas bumi di Blok Mahakam cukup besar yaitu 1,68 miliar barel minyak, serta gas bumi sebesar 21,2 triliun kaki kubik (TCF).