Jakarta-TAMBAN.Produk feronikel PT Antam saat ini diburu perodusen baja dari beberapa negara. Hal ini disampaikan Direktur Pemasaran Ir. Hari Widjajanto yang menerangkan bahwa saat ini banyak peminat produk ferronikel yang berasal dari beberapa negara termasuk India.
“Sekarang malah produk ferronikel banyak diminati pembeli. Sudah ada beberapa perusahaan yang ingin membeli dari kami tetapi tidak bisa kami penuhi. Saat ini produksi feronikel perseroan sebanyak 20 ribu TNi yang sudah terikat kontrak sebesar 18 ribu TNi sementara sisanya dijual dipasar spot,”terang Hari.
Meningkatnya permintaan feronikel terlihat dari beberapa produsen yang menjajaki pembelian feronikel Antam. “Mereka menginginkan kontrak namun saat ini tidak dapat kami penuhi karena dari produksi 20 ribu TNi 18 ribu TNi sudah terikat kontrak sementara yang lainnya sengaja untuk dijuat di pasar spot,”terangnya. Jadi beberapa permintaan menurut Hari belum bisa dipenuhi karena kapasitas produksi Antam masih terbatas.
Hari pun menjelaskan bahwa peningkatan permintaan feronikel Antam salah satunya karena semakin langkanya produk nikel pig iron di pasar. “Mungkin karena banyak smelter nikel pig iron yang sudah tutup sehingga produk nikel pig iron di pasar semakin langka. Oleh karenanya banyak perusahaan baja yang memburu produk feronikel Antam,”terangnya.
Sampai kuartal I/2016 produksi feronikel tercatat sebesar 4.357 TNi (ton nikel dalam Feronikel). Capaian ini jika dibanding periode yang sama tahun 2015 lebih rendah karena diperiode tersebut produksi feronikel mencapai 4,512 TNi. Penurunan ini terjadi karena ada perbaikan pada ESF-2 di bulan Mei 2016 yang ditandai dengan switch on pada 20 Mei 2016.
“Kami optimis pengoperasian kembali Electric Smelting Furnace No 2 akan menunjang pencapaian target produksi feronikel Antam yang ditargetkan sebesar 20.000 TNI,”terang Direktur Keuangan Dimas Wikan Pramudhito.
Menghadapi pelemahan harga komoditi termasuk nikel dan ferronikel perusahaan terus melakukan upaya efisiensi dan penghematanbiaya operasional. Sampai akhir Mei 2016 nilai efisiensi yang berhasil didapat perseroan sebesar Rp.8,401 miliar atau 26,82% dari target yang ditentukan. Sementara dari upaya penghematan biaya operasional yang sudah dilakukan perseroan, sampai akhir Mei 2016 dari bisnis Nikel dan emas Antam mencatat margin laba. Perseroan berhasil mencapai biaya tunai feronikel mencapai 3US$3,37 per lb. Sementara untuk emas biaya tunai mencapai US$828,74 per oz.
Untuk meningkatkan efisiensi, Antam juga sedang melakukan finalisasi penyelesaian PLTU batu bara dengan kapasitas 2x30MW sebagai bagian dari proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa. Tujuannya tidak lain menurunkan biaya tunai nikel lebih rendah.
Selain itu Antam saat ini juga sudah bisa menjual bijih nikel ke dua perusahaan smelter dalam negeri. “Ke depan Antam akan meningkatkan penjualan bijih nikel untuk smelter dalam negeri mengingat cadangan dan sumber nikel Antam masih cuku besar,”kelas Dimas.