Jakarta– TAMBANG. PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) hari ini (10/11) menyelenggarakan Paparan Publik (Public Expose) dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana atau Initial Public Offering (IPO). IPO ini dikatakan akan membantu memperkuat fundamental perusahaan dalam jangka panjang.
“Langkah Prodia melakukan IPO sejalan dengan upaya Perusahaan untuk mencapai visi Prodia menjadi layanan kesehatan terpercaya menunjang pengobatan generasi baru, serta sebagai Center of Excellence di Indonesia,” ujar Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty.
Prodia akan menawarkan sebanyak-banyaknya 187,5 juta saham baru atau sebanyak-banyaknya 20% dari total saham Perseroan kepada publik pada kisaran harga sebesar Rp 6.250 – Rp 8.000 per saham. Dana yang ditargetkan akan diperoleh melalui IPO ini berkisar antara Rp 1,172 triliun – Rp 1,5 triliun. Masa penawaran saham akan berlangsung pada tanggal 30 November – 2 Desember 2016 dan pencatatan perdana saham direncanakan pada 7 Desember 2016.
Sekitar 67 persen dana IPO akan dipakai untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring outlet Prodia di Indonesia, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru; sebesar 19 persen akan digunakan untuk memperkuat kemampuan dan kualitas layanan Prodia melalui pembelian (i) peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru, yang akan memperkuat layanan Prodia untuk mendukung pengobatan individu yang menjadi tren yang terus tumbuh di industri laboratorium klinik global (ii) peralatan untuk pemeriksaan non-laboratorium, dan (iii) peralatan dan/atau perlengkapan teknologi informasi. Kemudian sisanya sebesar 14 persen akan digunakan untuk memperkuat modal kerja.
Sejak tahun 2012 Prodia menjadi satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia dengan akreditasi CAP (Collage of American Pathologists), sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia dapat disejajarkan dengan laboratorium internasional.
Sampai dengan 30 Juni 2016, Prodia memiliki 251 outlet, 128 laboratorium klinik, lebih dari 3.600 karyawan dengan lebih dari 230 dokter, yang tersebar di 104 kota, 30 propinsi. Laboratorium Klinik Prodia merupakan tempat rujukan bagi sebagian besar rumah sakit dan laboratorium klinik lainnya di seluruh Indonesia, terutama untuk tes laboratorium khusus.
Hingga semester I 2016, Perusahaan mampu melakukan sekitar 7 juta jumlah tes yang berasal dari pemintaan individu, rujukan dokter, klien korporasi dan rujukan eksternal. Layanan tersebut berupa lebih dari 500 jenis tes dan akses kepada lebih dari 3.000 jenis tes lainnya melalui kemitraan dengan laboratorium luar negeri.
“Di tahun 2014 dan 2015, kami telah melayani melayani lebih dari 2,3 juta kunjungan pelanggan di seluruh Indonesia. Dengan didukung jaringan, teknologi dan sumber daya terbaik, kinerja Prodia berhasil tumbuh positif dengan didukung fundamental yang semakin solid,” papar .Corporate Secretary Prodia, Indriyanti Rafi Sukmawati
Sementara, Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi menjelaskan bahwa pada semester I 2016, Prodia membukukan pendapatan sebesar Rp 649 miliar, tumbuh 9,8% dari Rp 591 miliar di periode sama 2015. Total aset Prodia mencapai sebesar Rp 591 miliar per 30 Juni 2016. EBITDA Prodia sebesar Rp 100 miliar dan EBITDA margin sebesar 15,5%.
Direktur Utama PT Indopremier Securities, Moleonoto The selaku salah satu penjamin pelaksana emisi efek IPO Prodia mengatakan, Prodia merupakan perusahaan laboratorium klinik pertama yang melakukan IPO. Sebagai pemimpin pasar dengan fundamental dan prospek bisnis yang sangat baik, pihaknya berkeyakinan bahwa IPO Prodia akan mendapat respon positif dari para investor.
“Dengan posisi Prodia sebagai pemimpin pasar dan prospek industrinya yang sangat positif, saham IPO Prodia akan menjadi pilihan sangat menarik bagi investor,” kata Moleonoto.