Jakarta, TAMBANG – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Anindya Bakrie, mengatakan adanya potensi besar kemitraan strategis antara Indonesia dan Prancis, terutama di sektor-sektor kunci. Ia juga menilai investasi Prancis di Indonesia sangat signifikan. Dalam hal ini, Prancis berada di peringkat kedua di antara negara-negara Uni Eropa dengan nilai investasi tertinggi di Indonesia.
“Jumlah investasi Prancis di Indonesia sangat signifikan. Saat ini mereka sedang memantau arah kebijakan di bawah kepemimpinan baru, namun sentimennya sangat positif. Minat mereka untuk berinvestasi di Indonesia tetap tinggi, terlihat dari banyaknya pihak yang datang dan menunjukkan perhatian serius terhadap pasar Indonesia,” kata Anindya dalam keterangannya kepada media di acara Indonesia-France Business Forum 2025, Jakarta, Rabu (18/2).
Pada tahun 2023, nilai investasi Prancis di Indonesia tercatat lebih dari USD 300 juta atau setara dengan sekitar Rp 4,9 triliun, dengan 6.114 proyek yang tersebar di berbagai sektor. Angka tersebut menempatkan Prancis sebagai negara asal Foreign Direct Investment (FDI) atau penanam modal asing di Indonesia terbesar ke-11 secara global.
Saat ini, Indonesia memiliki 19 Free Trade Agreement (FTA) atau CEPA dalam rangka bilateral dan regional. Pada bulan Maret mendatang, Perjanjian Kerjasama dan Kemitraan IEU-CEPA akan diadakan di Prancis. Oleh karena itu, keberlangsungan forum yang diadakan oleh KADIN dan Mouvement des Entreprises de France International (MEDEF) dinilai tepat waktu.
Liebherr Indonesia Resmikan Fasilitas Baru Di Balikpapan, Ini Kelebihannya
“Forum ini juga menjadi wadah untuk memperkuat interaksi anggotanya dalam perdagangan dan investasi, serta mendukung Indonesia-Prancis agar menjadi salah satu yang terdepan ketika IEU-CEPA berjalan, mengingat hubungan kedua negara yang sudah baik,” kata Anindya.
Perjanjian ini memberikan Indonesia akses pasar Eropa yang lebih luas, menarik investasi asing, dan meningkatkan daya saing industri melalui alih teknologi. Sektor manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur akan sangat diuntungkan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Anindya menambahkan, banyak hal yang bisa Indonesia pelajari dari Prancis. Salah satunya, kata dia, penerapan sustainable mining dari Eramet, perusahaan nikel asal Prancis yang telah berkontribusi dalam sektor industri strategis, terutama mineral kritis, di Indonesia.
“Ini adalah salah satu dari dua perusahaan yang dianggap memiliki potensi untuk membawa Indonesia menuju sustainable mining. Perusahaan ini bisa menjadi duta bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa kita mampu mencapai keberlanjutan dalam sektor pertambangan, sekaligus membuka peluang pasar tidak hanya ke arah timur, tetapi juga ke barat,” kata Anindya.
Dengan tren pertumbuhan investasi yang positif, Anindya optimis terhadap peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Prancis. Hal ini membuka lebih banyak peluang bagi kedua negara untuk bersama-sama menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.