Beranda Tambang Today Umum Praktisi Pertambangan Usul Campuran B40 dari HVO bukan FAME

Praktisi Pertambangan Usul Campuran B40 dari HVO bukan FAME

HVO FAME

Jakarta, TAMBANG – Praktisi Pertambangan Bambang Tjahjono mengusulkan 40 persen campuran B40 berasal dari green diesel atau Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) bukan dari Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Meski, keduanya berasal dari Crude Palm Oil (CPO), namun kata Bambang FAME lebih banyak kekurangannya ketimbang HVO.

“Biodiesel dengan bahan FAME banyak kekurangannya, makin tinggi kadarnya makin parah,” ungkap Bambang kepada tambang.co.id, Senin (15/7).

B40 sendiri merupakan campuran minyak kelapa sawit alias Crude Palm Oil (CPO) sebesar 40 persen dan solar 60 persen. Saat ini, kebijakan mandatori bahan bakar nabati (BBN) tersebut baru mencapai B35 yang diluncurkan pada 1 Februari 2023 dengan 35 persennya campuran dari FAME.

Bambang yang merupakan Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) menjelaskan bahwa biodiesel dengan campuran HVO tidak akan meninggalkan sifat negatif pada kendaraan. Meski dia mengakui HVO harganya lebih mahal dibanding FAME.

“Kalau ingin B40 atau lebih, tambahannya menggunakan green diesel/HVO yang sama-sama dari (minyak) sawit, tapi tidak ada sifat negatif dari FAME. Hanya harganya lebih mahal,” jelasnya.

Di dunia pertambangan, Bambang lebih banyak berurusan dengan perusahaan kontraktor yang memiliki kendaraan operasional tambang, sehingga dia tahu persis efek dari penggunaan biodiesel dengan campuran FAME ini. Terkait hal tersebut, dia berencana bertemu dengan pihak Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM dalam waktu dekat.

“Saya rencananya ketemu (pihak) Ditjen EBTKE. Sudah tertunda sejak 2 bulan yang lalu,” ungkap Bambang.

Kebijakan penerapan B40 rencananya bakal diluncurkan awal tahun 2025. Hal tersebut diungkapkan Menteri Eenergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.

“Iya (awal tahun 2025). Kita sudah siap,” ungkap Menteri Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (12/7).

Menteri Arifin menjelaskan, kesiapan implementasi B40 sudah pada tahap uji coba, aspek teknis, pemenuhan pasokan dan termasuk pendanaan.

“Kita udah siap, uji coba udah siap, teknis siap, pasokan juga siap, pendanaan siap. tinggal launching aja,” imbuh Arifin.