Beranda Mineral PPA Targetkan Produksi Ore Nikel Sebesar 4,8 Juta Ton Selama 2022

PPA Targetkan Produksi Ore Nikel Sebesar 4,8 Juta Ton Selama 2022

Jakarta, TAMBANG – PT Putra Perkasa Abadi (PPA), perusahaan jasa pertambangan terbesar kedua di Indonesia menargetkan produksi ore nikel sebesar 4,8 juta ton hingga akhir 2022.

Angka tersebut akan diraih dari dua kontraknya yakni dari PT Makmur Lestari Primatama (MLP) sebesar 3,9 juta ton dan PT Halmahera Sukses Mineral (HSM) sebesar 0,9 juta ton.

Direktur PPA, Teguh Sapto Subroto menyebut perusahaan akan terus meningkatkan kompetensinya dalam setiap kegiatan penambangan termasuk di komoditas nikel. Hal ini dia sampaikan saat Indonesia Nickel Summit yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali, Kamis (21/7).

“PPA meningkatkan kapasitasnya tanpa ada kontraktor lain yang under perform, kita sama-sama bekerja secara sehat. Kami berkompetensi untuk meningkatkan waste atau tanah penutup, kemudian di dalam tanah penutup itu ada beberapa sub pekerjaan seperti land clearing, ada dewatering, ada topsoil dan beberapa lainnya,” ungkap Teguh.

Perusahaan yang juga merambah jasa tambang batu bara ini  kemudian menyebutkan tahap-tahap selanjutnya dalam  penambangan ore nikel seperti ore getting meliputi selective mining, loading & hauling to ETO / EFO dan In-pit Road Access Construction.

“Kedua, adalah ore getting. Jadi ini kita lakukan pengambilan komoditinya dan kita pindahkan ke alat angkut,” ungkap Teguh.

Langkah ketiga adalah quary mining yang tidak terdapat dalam kegiatan penambangan batu bara. Pada langkah ini, perusahaan akan memastikan komoditas terangkut dengan benar dan aman.

“Di dalam kegiatan jasa tambang di nikel ada tambahan quary mining. Perbedaannya di batu bara biasanya tidak ada hal tersebut karena tambang nikel perlu memastikan komoditas diangkut benar-benar aman. Dan bisanya juga tersedia quarinya,” kata Teguh.

“Jadi hal tersebut dilakukan untuk melakukan kontruksi jalan menjadi jalan yang relatif all loader jadi bisa meningkatkan peralatan yang ada,” imbuhnya.

Tahap berikutnya adalah exportable transit ore/ exportable fine ore (ETO/EFO) loading mining, haul road maintenance, stockpile, barge support dan daywork.

“Biasanya di dalam kegiatan pertambangan ada pekerjaan-pekerjaan yang belum diidentifikasi dalam kesepakatan awal yaitu rental alat,” jelasnya.

Teguh lantas menyampaikan bahwa PPA juga telah mengembangkan sistem digitalisasi dengan mengedepankan prinsip realtime, aksesibitlitas, akuntabel dam integrasi.

“Untuk menunjang kegiatan kami, supaya bisa berkompetisi, kita melakukan digitalisasi. Dengan digitalisasi aksesibilitinya jadi mudah ke data yang kita perlukan. Apapun dan di mana pun kita bisa ambil data tersebut,” tegasnya.