JAKARTA, TAMBANG – Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Kementerian ESDM merilis capaian kinerja tahun 2021 dan rencana kerja 2022 secara virtual pada Senin, (17/1). Disampaikan bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp1,929 triliun.
“Untuk sisi penerimaan negara bukan pajak, ini khususnya dari panas bumi, targetnya adalah 1,448 triliun dan capaiannya adalah 1,929 triliun rupiah. Dari sisi capaian ini melampaui target yakni 134 persen,” kata Direktur Jenderal EBTKE, Dadan Kusdiana.
Menurut Dadan, realisasi PNBP dipengaruhi oleh beberapa hal seperti optimalisasi biaya pengembang panas bumi rezim eksisting. Salah satunya percepatan pengeboran di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak sehingga mereduksi cost yang menyebabkan PNBP meningkat.
Sebab berikutnya, kata Dadan karena tidak terlaksananya kegiatan perencanaan pengeboran, pembangunan dan operasional pada tahun sebelumnya. Dadan kemudian menyebut bahwa di tahun 2022, pemerintah menargetkan PNBP subsektor EBTKE sebesar USD1.553 miliar.
Dari sisi bauran EBT, capaiannya tidak terlalu signifikan yakni hanya sebesar 11,5 persen. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan 100 persen porsi bauran energi hijau ini pada tahun 2060.
“Porsi bauran EBT untuk tahun 2021 angkanya adalah 11,5 persen. Jadi naik dari posisi 2020 dengan jumlah kumulatif angkanya 151,6 juta Barel Oil Equivalent,” ungkapnya.
Dadan kemudian menyampaikan kapasitas terpasang untuk pembangkit listrik EBT on grid, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, di mana angkanya mencapai 654,76 Megawatt (MW) dari target 854,78 MW.
Capaian tersebut menurutnya belum optimal, sebab masih ada beberapa proyek pembangkit yang belum terbangun. Hal ini tidak lepas dari terbatasnya mobilitas pekerja karena masih dalam kondisi pandemi.
“Jadi secara realisasi ini tercapai 77 persen. Ada berapa proyek pembangkit yang memang mengalami penyesuaian dari sisi waktu terutama masih terkait isu pandemi,” bebernya.
Untuk implementasi B 30, realisasinya mencapai 9,3 juta Kilo Liter (KL) dari target 9,4 juta KL. Menurut Dadan, capaian ini sebetulnya sudah melampaui target yang dicanangkan di awal tahun, jika di tengah perjalanan tidak ada penambahan.
“Ini targetnya target revisi, jadi secara capaian ini adalah 99 persen. Sebetulnya angka ini lebih tinggi dari apa yang kami targetkan di awal tahun 2021. Jadi terjadi penambahan dalam perjalanannya dalam pemanfaatan biodiesel,” paparnya.