Jakarta, TAMBANG – Perusahaan Listrik Negara (PLN) gelar karpet merah untuk investor China yang akan membangun pembangkit listrik berteknologi ultra super critical di Indonesia. Pembangkit dengan teknologi tersebut, disebut sebagai salah satu pembangkit listrik paling efisien di dunia.
Untuk bisa memikat salah satu perusahaan China yang dianggap dipercaya, Shenhua Guohua,¸Direktur Utama (Dirut) PLN Sofyan Basir, pun langsung terbang ke Negeri Tirai Bambu bersama rombongan. Rombongan PLN pun mengunjungi pembangkit listrik Guohua Ninghai Power Plant kapasitas 4x600MW dan 2×1000 MW yang berada di kota Ningbo, China.
“Kita harus akui pada masa lalu kontraktor pembangunan pembangkit yang digarap investor China kualitasnya di bawah. Ini membuat kualitas pembangkitnya juga jauh dari harapan. Pada akhirnya itu membebani PLN dan berpengaruh pada ketersediaan daya listrik nasional,” papar Direktur Utama PLN Sofyan Basir di Ninghai, China, dalam kutipan rilis resmi PLN, Kamis (7/12).
Karena itu, Sofyan menambahkan saat ini PLN lebih berhati-hati dalam pemilihan investor dari China. “Saat ini kami bekerjasama dengan pengalaman perusahaan milik pemerintah, seperti Shenhua Guohua,” tukasnya.
Selain itu, kunjungan tersebut sekaligus memastikan investor itu dapat membangun proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) IPP Jawa 7 dengan kualitas yang sama, yakni high performance dengan rendah emisi.
Seperti diketahui, PLTU IPP Jawa 7 dikembangkan oleh konsorsium Shenhua Guohua dan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi dengan share 70:30. Pembangkit berkapasitas 2×1.000 MW yang sudah memulai konstruksi pada September 2017 itu ditargetkan rampung pada April 2020. Melalui skema power purchasing agreement, PLN membeli listrik dengan harga US$4,2 sen per kwh.
Shenhua sebelumnya juga sudah menanamkan investasinya di PLTU Sumsel-1 di Muara Enim, Sumatera Selatan yang berkapasitas 2×350 MW. Pada pembangkit ini, PT Shenhua Guohua Lion Power Indonesia bergabung dengan Indonesia LPE dengan pembagian saham 75:25.
Manfat dari kunjungan tersebut dituturkan Sofyan, ada empat hal yang bisa dipelajari PLN dari kunjungan tersebut, yakni performa yang bagus. Pabrik listrik yang batu baranya mencapai 35 persen diambil dari Indonesia ini pemanfaatannya sangat, efisien yakni 280 gram/kWh.
Kedua, tingkat keandalan atau availability. Dalam setahun, rata-rata beroperasi hingga 95 persen bila sedang tidak dilakukan perawatan dan mencapai 80 persen bila sedang ada perawatan. Ketiga, memenuhi standar emisi pemerintah China yang sangat ketat dalam hal lingkungan. Dan keempat, kebersihan pembangkit yang terjaga baik.