Jakarta-TAMBANG. Perusahan Listrik Negara (PLN Persero) menerbitkan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan. Dari aksi korporaksi ini perseroan menargetkan dana yang dihimpun maksimal sebesar Rp10 triliun. Target dana yang akan dihimpun dalam rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2017 sebanyak-banyaknya sebesar Rp2 triliun (terdiri dari sebanyaknya Rp1,6 triliun untuk obligasi dan Rp400 miliar untuk sukuk ijarah).
“Kedua efek hutang tersebut rencananya, masing-masing, akan diterbitkan dalam tiga seri yaitu seri A tenor lima tahun, seri B tenor tujuh tahun, dan seri C tenor 10 tahun dan telah mendapat peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo),” kata Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka di Jakarta, Selasa (6/6/2017).
Untuk hal ini Perseroan telah menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi efek (joint lead underwriter/JLU). Sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (“BTN”) bertindak selaku wali amanat.
Sementara itu, Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto menjelaskan, tahap awal, target dana untuk Obligasi Berkelanjutan II sebesar Rp1,6 triliun dan Rp400 miliar untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan II. Kedua efek penerbitan obligasi dan sukuk masing-masing akan diterbitkan dalam tiga Seri.
“Seri A memiliki tenor 5 tahun dengan bunga sebesar 7,2 persen hingga 7,7 persen. Seri B bertenor 7 tahun memiliki kupon 7,55 persen hingga 8,1 persen. Sedangkan Seri C bertenor 10 tahun dengan bunga sebesar 7,5 persen sampai 8,5 persen. Bunga dan kupon tersebut berlaku untuk obligasi dan sukuk,” ungkap Sarwono, ditemui di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Selasa 6 Juni 2017.
Dana dari hasil penerbitan obligasi, ungkap Sarwono, akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek pembangunan transmisi di seluruh daerah Indonesia. “Ini kan instrumen lokal, dana ini akan kita gunakan untuk transmisi karena komponennya lokal,” tambah Sarwono.
Direncanakan masa penawaran awal (bookbuiliding) akan dilaksanakan pada 6-15 Juni 2017. PLN mengharapkan dari pernyataan efektif dari OJK pada akhir Juni 2017. Sedangkan masa penawaran umum berlangsung pada 3-6 Juli 2017 dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Juli 2017.