Lombok-TAMBANG. Untuk mendorong sektor Pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB), PT PLN (Persero) terus melakukan upaya peningkatan rasio elektrifikasi. Diantaranya dengan melakukan percepatan pembangunan sejumlah pembangkit dan pembangunan transmisi.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R Abumanan saat mendampingi kunjungan Ketua KPK Agus Rahardjo, bersama Dirjen Ketenagalistrikan Jarman, serta anggota Komisi 7 DPR RI Kurtubi di Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang, Lombok Barat, NTB (28/4).
Kunjungan ini sekaligus dalam rangkaian koordinasi dan supervisi energi yang dilakukan oleh KPK dan DPR.
Menurut Ketua KPK Agus Raharjo, PLN saat ini tengah menjalankan program Pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan energi listrik melalui proyek 35.000 MW tentu akan menghadapi banyak persoalan, tak jarang membawa PLN dalam situasi yang membawa implikasi hukum diantaranya pengadaan, pembebasan lahan dan sebagainya. Untuk itu fungsi pengawasan dan pencegahan dari KPK sangat diperlukan untuk mengurai bottle neck atau persoalan yang ada, dalam hal ini diperlukan untuk mengambil keputusan dan kebijakan, aman dan terhindar dari risiko dan tuntutan hukum.
Sementara itu terkait dengan pembangunan PLTU Jeranjang unit 2 yang saat ini tengah dilakukan, anggota Komisi 7 DPR RI Kurtubi mengungkapkan pihaknya akan mendorong dan mendukung apa yang telah diupayakan oleh PLN dan berharap agar rencana penambahan pembangkit segera terealisasi. Hal ini untuk mendorong industri pariwisata yang sedang bertumbuh kembang di NTB saat ini.
Hal senada juga diungkapkan Dirjen Ketenagalistrikan Jarman yang berharap pembangunan PLTU Jeranjang unit 2 ini agar dikebut sehingga kelistrikan di NTB semakin andal. Secara keseluruhan kondisi sistem kelistrikan NTB mempunyai kapasitas terpasang sebesar 388,90 Mega Watt (MW), sementara daya mampu pasok listrik sebesar 294,82 MW. Khusus untuk wilayah Lombok, daya mampu pasok sebesar 249,3 MW dan beban puncak 216 MW. Dengan kondisi ini, pasokan listrik masih cukup.
“Pasokan listrik di Lombok terbilang cukup. Kami sedang mengupayakan penyelesaian proyek PLTU Jeranjang unit 2 kapasitas 25 MW,” ujar Djoko.
Untuk menambah keandalan listrik di Lombok rencananya akan dibangun pembangkit listrik Mobile Power Plant kapasitas 50 MW di Jeranjang yang ditargetkan selesai pada Juni 2016 serta Marine Vessel Power Plant (MVPP) 60 MW yang diperkirakan tiba di NTB pada Oktober 2016. Dengan masuknya tambahan pasokan listrik dari pembangkit baru nanti, dipastikan keandalan sistem kelistrikan di lombok akan semakin membaik dan ini bisa menjadi katalisator pertumbuhan industri pariwisata di Lombok.