Jakarta, TAMBANG – PT PLN (Persero) berhasil mengoperasikan gardu distribusi berkapasitas 200 Kilo Volt Ampere (KVA) dan jaringan listrik tegangan menengah sebesar 20 KV ke Pulau Pasaran, Bandar Lampung. Pulau ini dihuni sekitar 374 kepala keluarga yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan buruh nelayan.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung, I Gede Agung Sindu Putra mengatakan, kehadiran gardu listrik pertama di sentra penghasil ikan asin terbesar Lampung itu diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat, serta membuka peluang investasi baru.
“Beroperasinya jaringan listrik tegangan menengah 20 KV dan Gardu Distribusi yang dipasang berkapasitas dua kali dari beban yang ada yaitu 200 KVA, diharapkan juga dapat membuka peluang investasi di Pulau Pasaran,” kata Agung dalam keterangan resmi, Jumat (18/3).
Menurut Agung, pembangunan infrastruktur kelistrikan di Pulau Pasaran sangat sesuai dengan misi PLN yaitu menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. Untuk pembangunan infrastuktur ini, PLN kata Agunng mengeluarkan biaya investasi sekitar Rp 580 juta.
Ketua RT 09 Pulau Pasaran, Said Bin Radi mengaku sangat bersyukur dan mengapresiasi PLN yang telah merealisasikan pembangunan gardu listrik di Pulau Pasaran. Andalnya pasokan listrik sangat mempengaruhi produktivitas masyarakat Pulau Pasaran khususnya pada usaha ikan teri.
“Dengan adanya gardu listrik ini, kami dapat membuat alat cold storage atau tempat penyimpanan ikan dalam ruang kamar dingin sehingga ikan bisa tetap segar,” terangnya.
Hal yang sama dirasakan oleh Ketua RT 010 Pulau Pasaran, Suhaidi. Menurutnya, ke depan, masyarakat Pulau Pasaran akan memanfaatkan listrik sebaik-baiknya, terutama nanti jika ada fasilitas cold storage untuk mendukung perekonomian yang ada di Pulau Pasaran.
“Saya mewakili masyarakat Pulau Pasaran mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan pada saat ini telah direalisasikan oleh PLN yaitu pemasangan gardu yang ada di Pulau Pasaran,” ujar Suhaidi.
Sementara, Toto Heriyanto selaku Ketua Kelompok Pengolah Ikan di Pulau Pasaran menuturkan, di Pulau Pasaran terdapat lima kelompok pengolah ikan, dua kelompok budidaya dan satu kelompok pengolah produk turunan yang bahan dasarnya dari ikan teri.
“Kami selaku pengolah ikan sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PLN, berkat kolaborasi yang baik bersama Pemprov Lampung dan Pemkot Bandar Lampung, mudah-mudahan dengan adanya pembangunan gardu listrik ini akan memberikan manfaat khususnya bagi kami pelaku usaha di perikanan,” katanya.
Toto menjelaskan, sebelumnya kelompok pengolah ikan teri di Pulau Pasaran mengajukan permohonan bantuan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan agar dibangunkan cold storage dan blower.
Menurutnya, cold storage digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan nelayan yang berlimpah, sehingga ikan dapat disimpan dengan kualitas yang tetap terjamin. Sedangkan fungsi dari blower, merupakan sebagai alat bantu dalam proses pengeringan jika cuaca tidak mendukung.
“Terkait adanya rencana bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu berupa cold storage, dengan adanya pembangunan gardu listrik ini, menjadi momen yang sangat tepat karena cold storage butuh daya yang besar dan stabil, sehingga kami berharap bantuan cold storage dapat direalisasikan tahun depan,” imbuh Toto.
Mengenai jumlah produksi ikan teri yang dihasilkan dari Pulau Pasaran cukup besar. Rata-rata produksi ikan teri per pengolah 100 kg ikan teri dalam satu hari. Sedangkan di Pulau Pasaran terdapat 40 pengolah ikan yang aktif sehingga total produksi ikan teri sekitar 3 hingga 4 ton per hari atau 60 hingga 80 ton dalam 20 hari kerja.