Jakarta,TAMBANG,- Setelah hampir 3 bulan menjabat sebagai Penjabat (Pj) Gubenur Kalimantan Timur, Akmal Malik berkunjung ke Kabupaten Berau pada Sabtu (16/12). Dalam kunjungannya, selepas mendarat di Bandar Udara Kalimarau, Akmal beserta rombongan langsung menuju Pabrik Pengolahan Kakao “Berau Cocoa”, salah satu Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal.
Pj Gubernur Kaltim Akmal didampingi Bupati Berau Sri Juniarsih dan rombongan disambut jajaran manajemen PT Berau Coal. Kepadanya diterangkan program Pengembangan Kakao di Berau dan proses pendampingan Berau Cocoa dari hulu ke hilir kepada petani. Disampaikan juga bahwa pengembangan kakao dilakukan mulai dari bibit hingga menjadi cokelat yang dapat langsung dikonsumsi. Mendengar penjelasan ini, Akmal terlihat kagum. Apalagi saat dirinya akhirnya mencicipi produk olahan cokelat Berau.
Menurutnya ada rasa khas pada cokelat Berau, ada rasa asam-asamnya. Rasa yang jarang ditemukan, bahkan ketika Ia menjabat sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat sebelumnya. “Di Sulbar sana, (cokelat) mereka rasanya ada pahit dan manis, di Berau beda. Ada citarasa unik yang jarang ditemui dan ini enak,” tegasnya.
Melihat perkembangan kakao di Berau, Akmal mengapresiasi upaya yang dilakukan PT Berau Coal melalui Program Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Sehingga, menurut dirinya ini mampu mengakomodir harapan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dalam melakukan transformasi arah kebijakan ekonomi dari sektor Pertambangan menuju sektor Pertanian di masa depan. “Ke depan kita tidak bisa bergantung tambang batu bara semata, sewaktu-waktu akan habis. Kita ingin mendorong warga kita yang bertani untuk optimalkan lahannya,” ungkapnya.
“Kami mengapresiasi, Sinar Mas Group, khususnya Berau Cocoa dampingan PPM PT Berau Coal yang melakukan inovasi dan mengembangkan kakao Berau ini,” sambungnya.
Pengembangan perkebunan kakao dan industri cokelat yang tepat akan membantu branding daerah. Sehingga, ketika wisatawan datang tak hanya menuju Pulau Derawan dan Pulau Maratua, tapi dapat singgah juga ke kota Tanjung Redeb. Program pengembangan kakao ini tentu akan menjadi nilai tambah untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
“Kita ingin ke depan bangun pabrik sendiri, sehingga punya produk sendiri. Pemkab Berau silahkan berkolaborasi, kami Pemprov akan bantu. Kalau butuh dukungan yang lebih tinggi silahkan bicara,” pungkasnya.
Terpisah, Corporate Communications Superintendent PT Berau Coal, Rudini menambahkan, pabrik pengolahan kakao ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal, untuk mengembangkan agrobisnis demi meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat.
“Kakao merupakan komoditas unggulan Berau dan Kaltim, kami terus berupaya membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Perkebunan kakao merupakan salah satu solusi untuk transformasi ekonomi Berau ke depan,” ujarnya.
Disebutnya, pendampingan yang dilakukan oleh PT Berau Coal melalui Berau Cocoa mulai dari hulu, dari pendampingan petani hingga bisa menghasilkan biji kakao yang berkualitas dan sesuai dengan spesifikasi market. “Kolaborasi juga selalu dilakukan perusahaan dengan Pemda dan Pemprov serta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), sehingga pendampingan ke petani ini dapat optimal”, jelasnya.
Selain di proses hulu, PT Berau Coal juga membantu proses hilir dari pengembangan kakao ini dengan membangun Pabrik Pengolahan Kakao dan membantu akses pasar untuk petani. Saat ini, total sudah 227 petani dampingan Berau Cocoa dan angka ini akan terus ditingkatkan untuk mengembangkan manfaat yang luas bagi masyarakat.