Jakarta,TAMBANG,-Perusahaan kontraktor tambang PT Petrosea Tbk (PTRO) telah meluncurkan Minerva Digital Platform di proyek tambang batubara milik PT Indo Bara Pratama (IBP) di Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Acara peluncuran digitalisasi proyek IBP dilaksanakan secara daring dari Remote Operations Center (ROC) yang berlokasi di kantor pusat Petrosea – Bintaro, dimana manajemen IBP diwakili oleh Russel Powell selaku Direktur dan manajemen Petrosea diwakili oleh Romi Novan Indrawan selaku Presiden Direktur, Rafael Nitiyudo selaku Wakil Presiden Direktur dan Iman Darus Hikhman selaku Direktur Mining & Business Development.
Turut hadir juga pada acara ini adalah tim operasional dan teknis IBP untuk menyaksikan secara langsung.
Sebagaimana diketahui, pada proyek IBP, Petrosea melakukan pekerjaan project management, yang di dalamnya termasuk penerapan operational excellence dan technology solution melalui Minerva Digital Platform yang merupakan solusi teknologi digital terkini milik Petrosea. Pekerjaan ini mencakup penambangan di pit sampai kepada pengangkutan batubara ke pelabuhan (pit to port activity) dengan kaidah good mining practices.
Dalam hal ini, Petrosea juga berencana untuk mengimplementasikan solusi dozer push pada kegiatan penambangan di IBP. Petrosea merupakan satu-satunya kontraktor yang telah melakukan penambangan dengan dozer push di Indonesia.
Project management yang dilakukan oleh Petrosea merupakan business model baru dengan menggandeng kontraktor-kontraktor lokal di sekitar area tambang. Petrosea membantu kontraktor lokal tersebut untuk meningkatkan kinerja dalam produktivitas penambangan.
Hal ini dilakukan dengan mengimplementasikan proses, prosedur dan standar yang dimiliki oleh Petrosea sehingga operational excellence berjalan dengan baik dan target produksi bisa tercapai.
Selain itu, penerapan teknologi digital juga memegang peranan penting untuk menjaga
operasional penambangan, mulai dari operasional pit sampai ke pelabuhan. Seluruh inisiatif dikendalikan dan dimonitor melalui Minerva Digital Platform yang didukung oleh sistem Fleet Management System (FMS) secara real-time dan akurat.
Sistem FMS ini, yang diterapkan pada alat-alat dengan kapasitas yang lebih kecil tersebut, adalah hasil kolaborasi Petrosea dengan partner lokal anak bangsa Indonesia. Tools tersebut akan mengakselerasi tindakan perbaikan secara cepat dan akurat, sehingga proses produksi tidak terganggu.
“Petrosea telah memulai transformasi digital kegiatan operasional tambangnya tahun 2018 dan berkat kesuksesannya mendapatkan pengakuan dari World Economic Forum sebagai lighthouse company. Kami terus mengembangkan digitalisasi di Petrosea untuk semakin meningkatkan produktivitas di seluruh proyek pertambangan, termasuk di proyek IBP,” ujar Presiden Direktur Petrosea, Romi Novan Indrawan.
Dalam menjalankan usahanya, Petrosea didukung penuh oleh Haji Romo (Robert) Nitiyudo Wachjo yang merupakan pemilik saham mayoritas dari salah satu tambang emas terbesar di Indonesia, PT Nusa Halmahera Minerals dan PT Caraka Reksa Optima yang merupakan pemegang saham utama PT Petrosea Tbk.
Ke depannya, strategi Petrosea dibawah kepemimpinan Haji Robert adalah untuk terus
menjalankan diversifikasi usaha ke sektor mineral lain melalui penyediaan jasa pertambangan dan rekayasa, pengadaan & konstruksi (EPC) secara berkelanjutan. Selain itu, strategi jangka panjang Petrosea adalah untuk melakukan repositioning dari sebelumnya kontraktor tambang menjadi mine owner demi memperkuat kinerja perusahaan serta memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan di masa mendatang.