Jakarta-TAMBANG. PT Petrosea Tbk berencana mempercepat proyek pembangunan pelabuhan minyak dan gas bumi (Migas) dan perluasan logistik di lepas pantai Kariangau, Kalimantan Timur dalam dua tahun terakhir ini. Untuk proyek itu, perseroan menggelontorkan dana investasi hampir Rp1 triliun.
Direktur Keuangan Petrosea, Mochamad Kurnia Ariawan mengatakan perseroan menganggarkan dana investasi untuk pembangunan pelabuhan Kariangau sebesar US$61 juta. Diperkirakan, tahun ini proyek tersebut menyerap investasi sebesar US$45 juta hingga US$50 juta.
Dana investasi Kariangau, menurut Kurnia, akan menyedot alokasi belanja modal (capital expenditure) paling besar sepanjang tahun ini. Hingga September 2014, proyek yang telah dikerjakan baru mencapai 20%. Diperkirakan, proyek Kariangau dapat rampung pada Mei atau Juni 2016.
“Untuk membiayai proyek Kariangau, akan mengalokasikan anggaran belanja modal biaya perawatan peralatan, jadi yang pasti manajemen memenuhi kebutuhan anggaran dari kas internal sebanyak 25% dan sumber eksternal sebanyak 75%,” tuturnya setelah menggelar RUPS, di Jakarta (20/4).
Diakuinya, saat ini Petrosea fokus mendongkrak bisnis jasa penunjang migas. Manajemen perusahaan menargetkan kontribusi dari bisnis penunjang migas bisa mencapai 30% dari total pendapatan. “Kami dorong hingga 30% dari total pendapatan, namun tahun ini baru sekitar 10%,” jelasnya. Ia menambahkan, saat ini perseroan tidak bisa mengandalkan bisnis jasa pertambangan, sebab saat ini sedang mengalami stagnasi dan menurun.
Sebagaimana diketahui, pendapatan Petrosea pada 2014 turun 3,4% menjadi US$ 347,97 juta, dari US$ 360,09 juta di 2013. Penurunan itu akibat dari penurunan volume pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal) sekitar 7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 141 juta bank cubic meter (bcm). Laba bersih perseroan juga merosot hingga 86,98% dari US$ 17,3 juta menjadi US$ 2,25 juta.\