Beranda ENERGI Migas Petronas Carigali Lakukan Lifting Pertama di Lapangan Bukit Tua

Petronas Carigali Lakukan Lifting Pertama di Lapangan Bukit Tua

Jakarta-TAMBANG. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS), Petronas Carigali Ketapang II Ltd. melakukan lifting pertama dari fasilitas produksi, penyimpanan, dan pengangkutan terapung (Floating Production, Storage and Offloading/FPSO) Ratu Nusantara di lepas pantai Madura, Jawa Timur.

 

FPSO Ratu Nusantara ini merupakan tempat penampungan minyak mentah dari Lapangan Bukit Tua, Blok Ketapang. Pelaksanaan lifting pertama tersebut dihadiri Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi dan Presiden Petronas Carigali Ketapang II Ltd. Hazli Sham Kassim.

 

“Pengaturan lifting dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan di kontrak kerja sama mengenai pembagian hasil penjualan antara Pemerintah Indonesia dengan Kontraktor KKS Blok Ketapang,” kata Amien dalam keterangan persnya, Jumat (14/8).

 

Minyak Mentah Ketapang dari Lapangan Bukit Tua ini akan dikirim ke kilang-kilang milik Pertamina dengan menggunakan Kapal Tanker milik Pertamina (Persero) yaitu MT. Pegasus Success XXXVIII. Sementara itu, untuk gas dari Lapangan Bukit Tua akan dialirkan ke fasilitas penerimaan di darat (Onshore Receiving Facility/ORF) yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Gas tersebut rencananya akan digunakan untuk kepentingan Pembangkit Listrik Jawa Bali.

 

Amien menambahkan, kunjungan ke lapangan ini juga dimaksudkan untuk mendapat informasi mengenai hambatan-hambatan yang terjadi dalam operasional. “Kami cari tahu hal-hal apa saja yang dapat dilakukan oleh SKK Migas untuk mempercepat penyelesaian masalah-masalah tersebut,” katanya. Dari kunjungan tersebut, Amien mengungkapkan juga mendapat beberapa pemikiran dan cara-cara baru yang bisa diimplementasikan untuk membuat proses produksi yang lebih efisien.

 

Hazli Sham Kassim mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah Indonesia sehingga Lapangan Bukit Tua berhasil mencapai lifting pertamanya dengan baik. Dia berharap, produksi migas dari blok Ketapang itu mampu memberikan sumbangan yang positif untuk produksi Migas nasional.

 

“Semua pencapaian ini, tentu atas dukungan pemerintah Indonesia di tingkat nasional maupun daerah,” jelas Hazli.

 

Lapangan Bukit Tua telah mulai produksi minyak dan gas bumi pada pertengahan Mei 2015. Saat ini, lapangan tersebut mampu menghasilkan sekitar 5.000 barel minyak per hari dan 3 juta kaki kubik gas bumi per hari. Produksi secara bertahap akan meningkat hingga produksi puncak sebesar 20 ribu barel minyak per hari dan 50 juta kaki kubik per hari pada tahun 2016.

 

Lapangan Bukit Tua merupakan proyek hulu migas terbesar Petronas di Indonesia dengan investasi sekitar US$ 800 juta. Lapangan ini terletak di laut utara Jawa Timur, 35 kilometer sebelah utara Pulau Madura, dan 110 kilometer timur laut Kota Gresik, Jawa Timur.

 

Anjungan Bukit Tua terhubung dengan FPSO Ratu Nusantara, yang memiliki kapasitas pengolahan minyak hingga 20 ribu barel per hari dan 70 juta kaki kubik gas bumi per hari, serta 20 ribu barel air per hari. Selain itu, kapal ini dirancang mampu menyimpan hingga 630 ribu barel minyak yang telah diproses. Kemudian, fasilitas ini terhubung melalui pipa bawah laut sepanjang 110 kilometer, dengan fasilitas penerimaan di darat di Gresik.

 

Wilayah Kerja Ketapang dioperatori oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd berdasarkan kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas. Kepemilikan saham Petronas di wilayah kerja tersebut sebesar 80 persen. Sisanya, dimiliki PT Saka Ketapang Perdana, yang merupakan anak perusahaan dari Perusahaan Gas Negara (PGN).