Jakarta, TAMBANG – Petani binaan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (TBP) atau Harita Nickel berhasil memanen kedelai hingga 2,9 ton per hektar atau 2,5 ton berat bersih. Angka ini melampaui produktivitas kedelai lokal yang rata-rata 1,5 ton per hektar.
Head of Community Affairs Harita Nickel, Latif Supriadi mengatakan, meski masih merupakan demonstration plot (demplot) atau proyek percontohan, hasil panen perdana kedelai program Program Pertanian Intensif Unggulan Nusantara (Taninusa) ini berhasil melampaui rata-rata produksi kedelai nasional sebesar 16,70 kuintal/hektar atau 1,67 ton per hektar.
“Kebutuhan kedelai kami di Site Pulau Obi mencapai 24 ton per bulan. Petani tidak perlu khawatir karena berapa pun jumlah panennya akan kami beli,” ujar Latif dalam keterangan tertulis, Senin (7/8).
Taninusa sendiri diinisiasi Harita Nickel bersama Kodim 1509/Labuha dan Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Selatan. Panen perdana kedelai di Desa Panamboang, Halmahera Selatan, Maluku Utara dilaksanakan pada Rabu (2/8).
Kata Latif, alasan pemilihan kedelai sebagai komoditas pertanian karena di Kabupaten Halmahera Selatan bahan dasar tahu tempe itu masih dipasok dari luar daerah. Bahkan tidak ada data rata-rata produktivitas jagung dan kedelai Provinsi Maluku Utara yang tercatat di BPS.
“Kebutuhan inilah yang dijawab oleh program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Harita Nickel yang mengintegrasikan konsep pertanian terpadu. Perusahaan melakukan pendampingan kepada kelompok binaan dari hulu ke hilir,” ujar dia.
Kelompok tersebut meliputi kelompok petani, nelayan dan UMKM, yang dihubungkan dengan perusahaan sebagai pasarnya. Hasil panen kedelai ini selanjutnya akan dibeli oleh UKM binaan Perusahaan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu untuk disuplai ke kantin karyawan Harita Nickel.
Komisaris Utama Harita Nickel, Donald J Hermanus yang turut hadir saat panen perdana menyampaikan bahwa Harita Nickel peduli dan turut berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat, salah satunya lewat Taninusa yang merupakan bagian dari program PPM.
“Hasil panen yang melimpah ini merupakan harapan baru untuk menggerakkan sektor pertanian di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara,” ujar Donald.
Menurutnya, Program PPM Taninusa memberikan banyak manfaat. Tidak hanya bagi petani tapi juga bagi masyarakat dan perekonomian daerah. Selain mendukung ketahanan pangan, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan petani, panen kedelai ini juga bisa mengendalikan inflasi Kabupaten Halmahera Selatan karena tidak perlu lagi mendatangkan kedelai dari luar daerah.
Sementara itu, Dandim 1509/Labuha, Letkol Kav Romy Sitompul mengatakan program Taninusa merupakan hasil kolaborasi antara Kodim dengan perusahaan dan pemerintah daerah. Dengan kerja sama ini, lahan ketahanan pangan milik pemerintah daerah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Program Taninusa merupakan wujud keseriusan kami bersama pemerintah daerah dan perusahaan untuk melaksanakan gerakan ketahanan pangan di Kabupaten Halmahera Selatan,” ungkap Romy.