Kondisi ekonomi global masih mengalami volatilitas tinggi. Beberapa kawasan belum menunjukkan perubahan yang menggembirakan sehingga mempengaruhi prospek ke depan. Ini yang menjadi salah bahan diskusi dalam pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) telah berlangsung di Davos, Swiss pada 21-23 Januari 2014.
Dalam pertemuan yang dihadiri lebih dari 2500 pemimpin Industri global, Pemerintah, teknologi, dan lembaga masyarakat dari 100 negara . tema yang diangkat dalam pertemuan kali ini, “The New Global Context,”. Para peserta diajak untuk melihat kondisi terkini termasuk kondisi perekonomian dunia. Indika Energi sebagai anggota WEF turut hadir di sana.
Menurut Presiden Direktur PT Indika Energy,Tbk Wishnu Wardhana yang juga hadir di sana mengakui pertemuan ini memberi banyak manfaat. Ia mengakui ada banyak hal menarik yang dibicararakan dalam pertemuan tersebut. Secara umum diakui bahwa situasi dari pertemuan ini agak berbeda dan mewakili kondisi ekonomi global yang masih kurang menggembirakan.
“Dalam pertemuan ini “mood” baik dari anggota, analis dan peserta lainnya sangat berbeda, sangat terpengaruh dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi dunia. Kita ketahui bagaimana kondisi Eropa yang masih ada kemungkinan masuk dalam krisis, Rusia yang mengalami tekanan akibat melemahnya harga minyak, demikian juga negara-negara di timur tengah,”tandas Wishnu di Jakarta, 27/1
Pertumbuhan ekonomi Cina juga perlu menjadi perhatian karena kali ini diperkirakan hanya single digit. Demikian juga dengan Jepang dimana stimulus ekonomi yang diberikan belum memberi dampak sesuai dengan yang diharapkan.
Sementara kondisi Amerika Serikat sejauh terlihat mengalami pemulihan yang semakin baik. Namun menurut Wishnu pemulihan ekonomi negeri Paman Sam ini di satu sisi memberi dampak positif tetapi juga bisa membawa pengaruh negatif. Salah satunya terkait dengan adanya potensi penarikan likuiditas di pasar. Ini kemudian berdampak pada kenaikan suku bunga di Indonesia.
Semua kondisi ini menurut Wishnu akan mengubah peta perekonomian global ke depan. Namun menurutnya Indonesia harus bisa mengambil manfaat dari kondisi tersebut. Ia yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif diangka 5,1%. “Angka pertumbuhan ekonomi sebesar itu saja sudah baik. Salah satu kekuatan Indonesia adalah jumlah penduduk sehingga tingkat konsumsi masih tinggi,”tandas Wishnu.
Namun semua itu kembali lagi ke Indonesia. Salah satunya ketersediaan infrastruktur termasuk di bindang energi. “Investasi infrastruktur menjadi kunci sukses bagi Indonesia untuk memanfaatkan kondisi ini,”tandasnya.
Menurutnya dunia internasional khusus kalangan investor menaruh harapan pada Pemerintah sekarang. “Dengan berani memangkas subsidi, program 35 ribu MW dan gebrakan lainnya, kalangan investor menaruh harapan besar. namun mereka masih menunggu bagaimana rencana-rencana tersebut terealisasi,”terang Wishnu.
Ke depan PT Indika Energi,Tbk menurut Wishnu akan terus memanfaatkan sumber daya alam Indonesia, memadukan platform bidang-bidang energinya dengan efisiensi operasional yang tinggi, memaksimalkan produksi dan meningkatkan kerjasama strategis di bidang energi. Selain batu bara sebagai tumpuan bisnisnya, logistic dan transportasi semakin penting mengingat masih kurangnya kualitas dan ketersediaan infrastruktur.