Jakarta-TAMBANG. PT Pertamina (Persero) menyambut positif inisiasi pemerintah untuk menjembatani upaya pencarian sumber pasokan minyak dan produk minyak di luar negeri guna ketahanan energi nasional. Direktur Utama Pertamina mengatakan pihaknya siap menindaklanjuti hasil pertemuan bilateral tersebut dalam kerangka business to business.
Menurut Dwi, upaya pembicaraan pemerintah ke pemerintah yang sudah dilakukan sejauh ini telah berhasil membuka peluang bagi Pertamina untuk mendapatkan sumber-sumber pasokan minyak dan produk minyak langsung kepada NOC yang akan menjadi mitra kami nantinya.
“Tentu saja kami juga sangat mengharapkan hasil pertemuan yang dilakukan disela-sela agenda OPEC baru-baru ini bisa kami tindaklanjuti menjadi kerjasama yang lebih konkret lagi secara korporasi,” kata Dwi dalam keterangan persnya, Selasa (9/6).
Sebagaimana diketahui, dalam gelaran pertemuan OPEC di Vienna, Austria baru-baru ini pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Menteri ESDM Sudirman Said, yang juga didampingi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, melakukan pertemuan bilateral dengan negara-negara sahabat anggota OPEC.
Beberapa negara sahabat, seperti Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Kuwait, Irak, Iran, dan Angola telah membuka peluang kerjasama, baik investasi hulu dan pasokan minyak mentah dan produk minyak dari negara-negara tersebut, hingga investasi pembangunan kilang baru di Indonesia. Untuk tujuan yang sama, pertemuan terpisah juga telah dilakukan dengan pemerintah Azerbaijan.
“Kami sangat antusias akan terbukanya kesempatan ini dan langkah ini sejalan dengan 5 pilar strategi prioritas Pertamina untuk menjadi World Class National Energy Company. Pertamina tentu saja ingin terus tumbuh, baik kinerja bisnis hulu maupun bisnis pengolahan dengan membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan di luar maupun di dalam negeri. Ujung-ujungnya, kami ingin menjadi perusahaan champion yang efisien dan kompetitif,” ungkap Dwi.
Dwi mengatakan dengan target produksi 2,2 juta barel setara minyak per hari pada 2025, pertumbuhan anorganik melalui ekspansi ke ladang-ladang migas di luar negeri sangat diperlukan perusahaan. Saat ini, Pertamina melalui Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi membukukan produksi sekitar 110.000 barel setara minyak per hari atau sekitar 20% dari total produksi Pertamina. Pada tahun 2025, dari luar negeri diharapkan mendatangkan sekitar 600.000 barel setara minyak per hari atau 27% dari total produksi bagian perusahaan.
Sementara itu, pada periode yang sama Pertamina juga menargetkan peningkatan kapasitas kilang domestik dari saat ini kapasitas terpasang sekitar 1 juta barel per hari menjadi 2,3 juta barel per hari. Peningkatan tersebut diharapkan dicapai melalui program Refining Development Master Plan (RDMP) maupun New Grass Root Refinery melalui program kemitraan.
“Tentu saja kami masih memerlukan tambahan pasokan minyak mentah untuk merealisasikan program-program tersebut. Pembicaraan bilateral selama pertemuan di OPEC tersebut diharapkan bisa menjadi milestone baru bagi Indonesia untuk menjamin ketahanan energi nasional di masa mendatang,” tutup Dwi.