Beranda ENERGI Migas Pertamina Pakai Tangki Penyimpanan Adaro Untuk Tampung BBM

Pertamina Pakai Tangki Penyimpanan Adaro Untuk Tampung BBM

Jakarta-TAMBANG. PT Pertamina (Persero) menggandeng PT Adaro Energy Tbk untuk memperkuat pasokan dan jaringan distribusi bahan bakar minyak (BBM) khususnya di kawasan Indonesia bagian Timur.

 

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menuturkan untuk tahap awal kerjasama tersebut Pertamina akan memasok kebutuhan BBM berjenis solar ke Adaro sebanyak 550.000 Kilo Liter (KL) dari kebutuhan total 800.000 KL per tahun hingga 10 tahun ke depan.

 

Sedangkan Adaro akan menyediakan tempat penyimpanan BBM miliknya untuk dimanfaatkan oleh Pertamina.  “Untuk pehyimpanan kami memanfaatkan fasilutas yang dimiliki Adaro,” tuturnya setelah acara penandatangan kerjasama, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (13/5).

 

Sementara itu Direktur Utama Adaro, Boy Garibaldi Thohir menjelaskan pihaknya sangat terbuka jika ke depannya akan ada kerjasama strategis lainnya. “Kami membuka peluang itu,” katanya.

 

Menteri ESDM Sudirman Said berpendapat kerjasama ini merupakan langkah baru dari sinergi perusahaan energi nasional. Dengan kerjasama ini, kata Sudirman, Pertamina bisa hemat karena tidak perlu membangun tangki penyimpanan BBM dari awal.

 

“Pagi ini kita saksikan peristiwa penting, secara volume memang nggak besar tapi secara milestone jadi strategis. Dua perusahaan energi nasional yakni, BUMN dan swasta bersinergi. Pertamina sediakan bahan bakar. Adaro sediakan sarana ( storage ). Tadi pagi, diskusi kemungkinan perluasan. Perluasan jaringan supply chain ke Indonesia Timur,” kata Sudirman yang juga menyaksikan penandatanganan kerjasama tersebut.

 

Penandatanganan kerjasama ini dilakukan Kantor Kementerian ESDM, juga disaksikan langsung Menteri BUMN Rini Soemarno. Sudirman menambahkan, kerja sama ini nantinya akan diperluas pada pengembangan storage. Selain dengan Adaro, Kementerian ESDM akan memfasilitas pemanfaatan storage perusahaan energi lain, untuk menambah cadangan operasional BBM nasional dari 22 hari menjadi 30 hari.

 

“Indonesia berjuang naikkan cadangan operasional dan strategis. Minimal jadi 30 hari. Maka dalam 3-4 tahun bisa jadi 2 kali lipat. Kalau bangun perlu waktu dan biaya. Maka bisa kerjasama memanfaatkan fasilitas terpasang milik BUMN atau swasta,” ujarnya.

 

Sudirman menambahkan, melalui penandatanganan itu, Pertamina melakukan optimalisasi pemanfaatan infrastruktur bahan bakar milik sendiri dan perusahaan lain.

 

“Untuk mencapai tujuan ersebut dapat ditempuh dengan dua cara, melakukan investasi baru baik oleh Pertamina maupun swasta. Dan optomalisasi infrastruktur penyimpanan milik BUMN maupun swastanyang belum optimal,” jelasnya.

 

2 KOMENTAR

    • betul pak. tapi ini bisnis, Pertamina menyewa fasilitas punya Adaro, cuma di saat kondisi migas sedang turun, strategi ini memang terbilang jitu.

Komentar ditutup.