Jakarta-TAMBANG. PT Pertamina (Persero) menargetkan penghematan biaya pengapalan LPG, Minyak Mentah, dan BBM di atas US$100 juta dengan optimalisasi penggunaan kapal milik untuk pengangkutan kargo impor.
VP Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir mengatakan, Pertamina tengah menggencarkan program Marketing and Operation Excellence sebagai respons dari situasi industri migas dunia yang sedang alami turbulensi karena harga minyak mentah yang jatuh.
Salah satu sasarannya, Pertamina melihat peluang penghematan dengan optimalisasi pemanfaatan kapal-kapal milik yang didukung dengan kebijakan perubahan pola pembelian impor dari semula Cost and Freight menjadi Free on Board, baik untuk LPG, minyak mentah, maupun BBM.
Ali mencontohkan dengan pemanfaatan VLGC Pertamina Gas 2 untuk mengangkut LPG dari Uni Emirat Arab dihasilkan penghematan sebesar US$23 juta dalam setahun atau 11 voyage. Apabila VLGC Pertamina Gas 1 juga dimanfaatkan untuk hal yang sama, maka dapat dihasilkan penghematan sedikitnya dua kali lipat.
Apabila nanti kapal milik pengangkutan minyak mentah atau BBM dioptimalkan untuk hal yang sama, maka potensi penghematannya apabila digabung dengan LPG bisa di atas US$100 juta dalam setahun.
“Ini bahkan melampaui target awal untuk Shipping Excellence yang merupakan bagian dari program Marketing and Operation Excellence yang semula ditargetkan dapat menghemat sekitar US$86 juta per tahun,” terang Ali dalam siaran persnya, akhir pekan kemarin.
Ia menjelaskan dengan semakin banyaknya kapal milik yang digunakan untuk mengangkut kargo impor akan sejalan dengan strategi menuju World Class Shipping. Artinya, kapal-kapal milik Pertamina mendapatkan standard dan klasifikasi Internasional sehingga dapat berlayar ke pelabuhan mana saja di dunia, seperti Pertamina Gas 1, Pertamina Gas 2, MT Gunung Geulis, MT Gamsunoro, dan MT Gamkonora.
Saat ini, Pertamina mengoperasikan 64 kapal milik dari total sekitar 200-an kapal untuk mengangkut Minyak Mentah, BBM, dan LPG. Manajemen Pertamina telah menargetkan untuk sedikitnya menguasai sekitar 90 unit kapal milik untuk mendukung efisiensi biaya pengangkutan Minyak Mentah, BBM, dan LPG sehingga lebih kompetitif.
Selain optimalisasi penggunaan kapal milik, beberapa agenda telah disiapkan dalam kerangka Shipping Excellence, yaitu optimalisasi penggunaan jumlah kapal yang dioperasikan, rekomposisi tipe dan kontrak kapal sewa, pengurangan konsumsi bunker pada kapal sewa, dan konversi kapal-kapal tua type merdium range dan long range sebagai Floating Storage and Offloading (FSO).
“Pertamina juga akan memastikan penggunaan kapal sewa yang kompetitif untuk pengangkutan Minyak Mentah, BBM, dan LPG.”