Jakarta-TAMBANG. Fasilits pengolahan terbaru milik PT Pertamina (Persero) di Cilacap, yaitu Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) tengah menjalani masa commissioning atau ujicoba. Kegiatan itu dijalankan sebelum beroperasi komersial pada Oktober mendatang.
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengungkapkan secara umum tahapan konstruksi RFCC telah rampung. Saat ini, katanya, beberapa peralatan telah beroperasi dan tak butuh waktu lama agar seluruh peralatan penunjang itu dapat mulai bekerja.
“Ada sekitar 21 unit peralatan dari RFCC dan 20 di antaranya sudah dioperasikan. Dalam proses start up tersebut memang dilakukan secara bertahap dan diharapkan pada September ini semua unit beroperasi sehingga bulan depan tetes produk pertama dimulai,” kata Rachmad dalam keterangan persnya, Senin (14/9).
Adapun, produk dari RFCC Cilacap di antaranya gasoline RON > 93 dan dengan standar Euro 3 sebanyak 37.500 barel stream day, LPG 389.000 ton per tahun, serta Propylene 430 ton per hari. Produksi RFCC diharapkan mengurangi impor HOMC sebanyak 600.000 barel per bulan dan mengurangi impor produk-produk lainnya.
RFCC akan mengolah feed stock berupa LSWR (Low Sulfur Waxy Residue) yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) II menjadi produk bernilai tinggi, yaitu gasoline oktan tinggi yang ramah lingkungan, peningkatan produksi LPG dan produk baru Propylene.
“Dengan demikian, keberadaan RFCC sangat strategis, selain meningkatkan keekonomian kilang Cilacap, juga akan mengurangi impor yang pada akhirnya menghemat devisa negara.”