Beranda Korporasi Pertamina Lubricant Jajaki Akuisisi Perusahaan Pelumas Cina

Pertamina Lubricant Jajaki Akuisisi Perusahaan Pelumas Cina

Jakarta-TAMBANG. Anak usaha PT Pertamina yang bergerak usaha pelumas PT Pertamina Lubricants terus melakukan ekspansi usaha. Pasar global pun di sasar mulai dari kawasan Asia, Eropa bahkan sampai Afrika. Salah satu cara yang dilakukan dalam penetrasi pasaradalah dengan mengakuisisi perusahaan pelumas di negara tersebut. Saat ini PT Pertamina Lubricant tengah menjajaki akuisisi perusahaan pelumas di Cina. Salah satu opsi yang dipilih dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV).

“Kita sudah lakukan pembicaraan-pembicaraan awal dengan perusahaan pelumas yang ada di Cina,”demikian jelas Direktur Sales & Marketing PT Pertamina Lubricant Andria Nusa akhir pekan lalu. Andrie menjelaskan bahwa rencana akuisisi saat ini masih dalam tahap kajian dan analisis. Untuk tahapan ini dibutuhkan waktu kurang lebih setahun.

Sebagaimana diketahui saat ini PT Pertamina Lubricant terus memperluas pasar ke luar negeri. Di kawasan Asia penjajakan pasar dilakukan ke Malaysia dan beberapa negara lain di Indocina. Juga menjajaki pasar Afrika Selatan dan Nigeria. Sementara sebelumnya pada Desember 2014 Pertamina Lubricants telah menjadi pemegang saham mayoritas Amaco Prodiction Co Ltd, produsen pelumas di Thailand sebesar 74,1%. Dengan kepemilikan tersebut saat ini perusahaan tersebut telah berganti nama menjadi Pertamina Lubricants Thailand Co. Ltd.

Semua langkah ekspansi ini dilakukan demi mencapai tujuan perusahaan menembus jajaran 15 perusahaan pelumas terbesar di dunia. “Kita ingin 15 besar di dunia, saat ini di posisi kita di 20-an. Tidak bisa mengandalkan pertumbuhan organik (eksisting market) untuk bisa tembus 15 besar,” terang Andria.

Saat ini kata dia, Pertamina Lubricant tercatat sebagai penguasa pasar di Indonesia dengan market share sebesar 59%, dan diharapkan akhir tahun bisa naik menjadi 60%. “Untuk mencapai peningkatan pendapatan di tengah lesunya permintaan pelumas di dalam negeri, kami mencoba ekspansi ke luar negeri dan menggenjot trading oil disamping melakukan efisiensi,” terangnya lagi.

tahun ini demikian dijelaskan Andria permintaan pelumas di Indonesia menurun seiring melemahnya sektor migas dan pertambangan turun dimana harga minyak hanya US$ 50 per barel. “Penggunaan pelumas sektor industri akan turun,” jelasnya.

Sementara di pasar automotif, penjualan juga kurang menggembirakan. Masyarakat cenderung menggunakan kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi sehingga penggunaan pelumas tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. “Pasar pelumas di dalam negeri diperkirakan masih stagnan dalam 1-2 tahun ke depan,” kata dia.

Dari sisi kinerja akhir tahun 2016 Pertamina Lubricant menargetkan penjualan sebanyak 475 juta liter. Adapun hingga Mei 2016, anak usaha Pertamina di segmen pelumas ini sudah menjual 200 juta liter. “Target 475 juta liter di luar trading oil,”ungkap Andria.

Sejalan dengan peningkatan penjualan, perseroan juga menargetkan pendapatan hingga akhir tahun 2016 sebesar Rp 10 triliun, naik dari realisasi pendapatan 2015 sebesar Rp 9 triliun. Sementara laba bersih hingga akhir tahun ini diharapkan naik menjadi Rp 2,2 triliun dari tahun 2015 sebesar Rp 2 triliun.