Bandung-TAMBANG. Pertamina Gas (Pertagas) mengaku berkomitmen untuk aktif dalam penyediaan infrastruktur pendukung energi gas menjadi komitmen kuat PT Pertamina Gas (Pertagas). Terbukti, saat ini Pertagas tengah menyelesaikan beberapa proyek besar pembangunan jaringan pipa gas.
“Tahun ini kami sedang membangun 4 ruas jaringan pipa transmisi gas,” ujar Hendra Jaya, President Director PT Pertamina Gas, saat tampil sebagai salah satu pembicara di Focus Group Discussion (FGD) tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Gas Indonesia yang diselenggarakan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Republik Indonesia di Kampus ITB, Bandung.
Keempat ruas proyek besar yang tengah digarap Pertagas tersebut yakni Ruas Belawan – KIM (Kawasan Industri Medan) – KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) di Sumatera Utara sepanjang 138 km, Ruas MK-MT (Muara Karang – Muara Tawar) di DKI Jakarta dan Kabupaten Bekasi sekitar 30 km, Ruas Gresik-Semarang yang membentang dari Jawa Timur hingga Jawa Tengah sepanjang 267 km, serta Porong-Grati yang terletak di Kabupaten Sidoarjo dan Pasuruan, Jawa Timur sepanjang 57 km.
Menurut Hendra, keempat ruas pipa yang tengah dibangun ini akan berkontribusi bagi penambahanan jaringan pipa gas eksisting yang saat ini dimiliki Pertagas sepanjang hampir 2.000 km yang tersebar di berbagai wilayah.
“Ke depan, kami berencana mengembangkan tambahan pipa sekitar 1.800 km untuk mendukung infrastruktur gas di Tanah Air,” jelas Hendra. Kehadiran infrastruktur itu, masih menurutnya, pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan penggunaan gas sebagai alternatif energi.
Hendra mengakui jika infrastruktur selama ini menjadi tantangan utama dalam pemanfaatan gas untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Untuk itu, menurutnya salah satu solusinya yakni penggunaan infrastruktur eksisting didorong harus lebih efisien. “Selain itu pembangunan infrastruktur gas open access pun harus lebih luas,” jelasnya.
Tak hanya membangun infrastruktur pipa, menurut Hendra pada 2019 PT Pertamina (Persero) sebagai holding PT Pertagas, melalui Ditrektorat Gas dan Energi Baru dan Terbarukan juga akan memiliki 7 LNG regas/terminal serta 5 LNG Plant.
“Ini menjadi solusi atas Gap Supply-Demand Gas,” papar Hendra. Hingga periode tahun yang sama, Pertamina juga akan membangun 120 stasiun CNG transportasi dan 3 stasiun CNG Industri. “Termasuk pembangunan 1 buah stasiun CNG di Teluk Lamong pada tahun 2016,” Hendra menambahkan.
Masih menurut Hendra, adapun pembangunan infrastruktur dan sarana bahan bakar gas berupa stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG), mother-daughter station, pipa distribusi, mobile refueling unit, SPBU terintegrasi dengan SPBG (ecostation) untuk sektor transportasi dilakukan secara bertahap hingga 150 unit di tahun 2019.
“Prioritas pengembangan di wilayah yang memiliki sumber gas dan infrastruktur pipa seperti Jabodetabek, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Semarang, serta Balikpapan,” ujarnya.