Beranda Galeri Peran Aktif Sektor Pengelasan Dorong Industri di Indonesia

Peran Aktif Sektor Pengelasan Dorong Industri di Indonesia

Jakarta, TAMBANG – Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan SDM di bidang pengelasan yang mampu memenuhi kebutuhan industri. Seperti diketahui, industri manufaktur nasional membutuhkan sekitar 5000 tenaga kerja bidang pengelasan setiap tahunnya. Tingkat kualifikasi yang dibutuhkan industri antara lain  Welding Coordinator, Welder, Welding Inspector, dan Non-destructive Testing (NDT) personnel.

 

Salah satu forum yang membahas berbagai perkembangan industri pengelasan di dunia adalah International Institute of Welding (IIW) Forum. Tahun ini, The 71st IIW Annual Assembly & International Conference 2018 (IIW 2018) akan digelar di Indonesia dan membuka peluang Indonesia untuk menunjukkan kemampuan para pengelas Indonesia di tingkat dunia. Gelaran IIW 2018 akan diadakan pada 15- 20 Juli 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.

 

Tema yang diangkat pada IIW 2018 kali ini adalah Advanced Welding and Smart Fabrication Technologies for Efficient Manufacturing Processes. Beberapa topik yang akan dibahas pada sesi konferensi antara lain Advanced Welding Processes and Technologies, Welding Automation and Simulations, Design and Fabrication, Inspection and Quality Assurance of Welded Products, Corrosion and Surface Protection of Welding, Personnel Development and Qualifications, Bussiness Aspect of Welding, Special Sessions in Maritime, dan Transportation and Offshore Industries.

 

“IIW 2018 menjadi forum yang tepat bagi pengelas Indonesia untuk belajar mengenai teknik dan teknologi pengelasan terbaru. Pengetahuan yang didapatkan para peserta pada kegiatan ini bisa disebarluaskan dan diimplementasikan dalam berbagai kompetisi pengelasan nasional,” ujar Presiden Asosiasi Pengelasan Indonesia (API), Achdiat Atmawinata. Untuk itu, ia mendorong anggotanya dan para pelaku industri pengelasan untuk mengambil peran aktif dalam mengembangkan industri pengelasan Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti kegiatan ini, tambah Achdiat.

 

Diharapkan selama kegiatan IIW 2018 berlangsung, para peserta akan berdiskusi mengenai perkembangan terbaru industri pengelasan melalui berbagai sesi seperti General Assembly, Working Unit Session, International Conference, Plenary Sessions serta kegiatan pameran yang menghadirkan teknologi terbaru di bidang pengelasan. Beberapa pembicara yang dijadwalkan hadir antara lain Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartartto; Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia, Pratjojo Dewo; Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto; dan Chairman Panasonic Gobel Group, Rahmat Gobel sebagai pembicara di sesi Houdremont Lecture. Beberapa pembicara ternama lainnya juga telah dijadwalkan hadir dalam sesi lain seperti Plenary Session, International Conference dan lain-lain.

 

Sampai saat ini, panitia mencatat jumlah peserta IIW 2018 telah mencapai 424 orang*. Dari jumlah tersebut, negara-negara dengan jumlah delegasi terbesar adalah China (69 delegasi), Jerman (56 delegasi) dan Jepang (51 delegasi). Indonesia sendiri sampai saat ini akan diwakili oleh 37 delegasi. Jumlah negara yang diperkirakan hadir pada IIW 2018 adalah 56 negara dengan jumlah peserta kurang lebih mencapai 1000 orang. Peserta IIW 2018 dibagi dalam beberapa kategori antara lain Delegate, Expert and Observers; Young Professionals; Participant International Conference Only; Students (International Conference); dan Students (Annual Assembly).

 

“Indonesia sebagai tuan rumah semestinya bisa menjadi negara dengan jumlah delegasi terbesar. Kami berharap jumlah delegasi dari Indonesia masih akan terus bertambah, terutama untuk kategori Young Professionals dan International Conference,” ujar Executive Director Indonesia Welding Society/ Chairman IIW 2018, Edi Diarman Djasman. Ia ingin lebih banyak lagi generasi muda industri pengelasan Indonesia yang hadir di acara ini agar bisa menambah pengetahuan, wawasan, dan jejaring di industri pengelasan dunia. Hal ini tentu akan sangat berguna dalam membantu mengembangkan industri pengelasan nasional.