Jakarta-TAMBANG. Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero), Amir Rosidin menuturkan pemadaman listrik di Nias terjadi karena adanya pemutusan sepihak dari penyedia jasa sewa PLTD. Aliran listrik tersebut diputus dua hari sebelum jatuh tempo, padahal jika sesuai kontrak harusnya dua bulan sebelum jatuh tempo.
“Penghentian operasi mesin secara sepihak sangat disesalkan karena hal ini berhubungan dengan pelayanan listrik PLN kepada para pelanggan di Nias terpaksa harus mengalami pemadaman,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (5/4).
Padahal sebelumnya, lanjut Amir, PLN telah melakukan pertemuan dengan Musyawarah Pimpinan daerah (Muspida) Plus dan operator PLTD sesuai perpanjangan sewa dan disepakai selama satu tahun. “Namun pada Jumat (1/4), pukul 22.21 WIB, pemilik PLTD memberhentikan operasi mesin tersebut. Kami akan memastikan kontaknya karena untuk wilayah Nias kami tidak mempunyai tunggakan dan semua tagihan telah dibayarkan,” jelasnya.
Amir menerangkan kontrak sewa PLTD 2x 10 MW telah diperpanjang hingga Maret 2017. Amandemen tersebut telah ditandatangani oleh salah satu penyedia sewa, PT Kutilang Paksi Mas (KPM). Penyelesaikan masalah itu, PLN telah dimusyawarahkan dengan Muspida Plus, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. “Kami meminta maaf atas pemadaman listrik tersebut. Untuk mengatasi krisis listrik tersebut PLN telah melakukan sejumlah upaya,” kata Amir.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Nias PLN memanfaatkan listrik mesin genset. Amir menyambung, saat ini sebanyak 17 genset telah terpasang dan didatangkan dari sejumlah wilayah di Sumatera Utara seperti Sibolga 6×50 kVA, Binjai 3×100 kVA, Pematang Siantar 1×100 kVA, Padang Sidinpuan 2×100 kVa+50 kVA, Medan 1×100 kVA, Lubuk pakam 1×100 kVA, Rantau Prapat 1×100 kVA. Kesepuluh genset tersebut telah terpasang.
“Pengiriman genset tersebut dibagi dalam dua tahap. Tahap I sebanyak 10 genset dengan kapasitas 650 kVA dan tahap II ada 7 genset dengan kapasitas 600 kVA,” pungkas Amir. Selain itu, PLN juga membeli mesin PLTD sebesar 10 MW, yang diusahakan bisa beroperasi dalam waktu dekat. Saat ini Nias mengalami krisis listrik sebesar 20 MW dari beban puncak sebesar 24 MW.