Beranda ENERGI Migas Ekspor Minyak Anggota OPEC di Bawah US$ 1 triliun

Ekspor Minyak Anggota OPEC di Bawah US$ 1 triliun

 

Wina, TAMBANG. PENGHASILAN anggota OPEC dari ekspor minyak anjlok, hingga tinggal $1 triliun tahun lalu,  pertama sejak 2010. Fakta ini menunjukkan betapa harga minyak yang rendah telah mengganggu perekonomian negara-negara yang selama membiayai pembangunan dari minyak.

 

 

OPEC merupakan organisasi yang menghimpun negara-negara pengekspor minyak, berpusat di Wina, Austria. Dalam publikasi laporan tahunan yang dimuat Selasa lalu terungkap, sebanyak 12 anggota OPEC mencatat penghasilan $993 miliar, pada 2014, anjlok 11% dibanding tahun sebelumnya. Neraca gabungan para anggota OPEC itu anjlok 35% menjadi $273,6 miliar, karena turunnya ekspor minyak itu disertai dengan naiknya impor.

 

 

Turunnya penghasilan itu menunjukkan strategi OPEC, yang tetap membanjiri pasar di saat harga turun, tidak manjur. Strategi mempertahankan produksi itu dipelopori Saudi Arabia. Pada 5 Juni lalu, dalam pertemuan OPEC di kantor pusatnya di Wina, OPEC sekali lagi memutuskan untuk mempertahankan produksi sebesar 30 juta barel per hari, yang sudah ditetapkan sejak Juni tahun lalu.

 

Faktanya, sesuai data yang dikumpulkan Bloomberg, anggota OPEC memproduksi lebih dari 30 juta barel.

 

‘’Melihat angka yang terjadi pada semester pertama, bisa jadi pada semester kedua penghasilan anggota OPEC juga di bawah $ 1 triliun,’’ kata Hamza Khan, Ahli Senior Bidang Stragegi Komoditi pada ING Bank, Amsterdam. Agar dampak buruknya penerimaan dari minyak bisa dikurangi, anggota OPEC menggenjot produksi, dan menarik investasi dari luar negeri.

 

Harga minyak Brent untuk penyerahan Agustus naik 1,2% menjadi $64,43 per barel, Selasa lalu. Brent merupakan salah satu jenis minyak yang dijadikan acuan harga. Pada Januari lalu, harga minyak Brent mencapai $45,19, terendah dalam enam tahun terakhir. Kini, harga Brent telah naik 43%.

 

Jika OPEC terus berproduksi pada tingkat saat ini hingga kuartal ketiga, berarti akan terjadi kelebihan minyak di pasaran. Data Inernational Energy Agency, lembaga riset energi milik negara-negara konsumen minyak, menyebutkan bahwa kelebihan pasokan ini sudah berlangsung selama tiga dekade.

 

Hampir semua anggota OPEC tidak mendapatkan penghasilan yang cukup dari produksi minyaknya, bila harga masih seperti sekarang ini. ‘’Anggota OPEC seperti dibutakan oleh situasi akibat rendahnya penerimaan tahun lalu. Tampaknya kini mereka sudah berupaya mencegah dampak buruk rendahnya harga,’’ kata Khan.

 

Venezuela, salah satu anggota OPEC yang lantang menyuarakan perlunya pemangkasan produksi, telah mengubah posisinya. Menteri Perminyakan Venezuela, Asdrubal Chavez menilai, pertemuan pada 5 Juni lalu berhasil baik. Harga minyak, katanya, akan stabil pada akhir tahun ini. Ia bahkan tengah menyiapkan proyek baru senilai $14 miliar, dengan investor dari Rusia.

Foto : Konperensi pers seusai sidang OPEC, Juni lalu.

Foto: www.videonews.us