Jakarta, TAMBANG – Menurunnya harga batu bara kontrak Mei 2018 di bursa perdagangan hingga Kamis (1/2), tidak perlu dirisaukan oleh investor dan pelaku tambang batu bara. Pengamat Komoditas, Ibrahim, menegaskan harga batu bara akan kembali membaik pada pekan depan.
Ibrahim yang juga Direktur Utama PT. Garuda Berjangka mengatakan, penurunan ini terjadi karena siklus pergantian kontrak. Menurutnya, masa kontrak batu bara biasanya habis dan mulai diperpanjang lagi di awal tahun seperti sekarang ini. Di masa transisi itulah harga batu bara selalu melemah sesaat.
“Adanya pergantian kontrak di bursa, kontrak habis. Siklus pergantian kontrak ini yang menjadikan batu bara lemah sesaat. Jadi jangan khawatir,” kata Ibrahim kepada tambang.co.id, Jumat (2/2).
Ibrahim juga menyebut dua faktor lainnya yang menyebabkan turunnya permintaan, sehingga otomatis harga batu bara juga menurun. Pertama, nilai dolar yang sedang menguat, kedua, pergantian musim yang terjadi di belahan dunia.
“Sekarang kan pergantian musim dingin ke panas. Kalo musim panas memang permintaan batu bara menurun,” tandasnya.
Di sisi lain, Senior Analyst Institutional Research Division PT. Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada juga sepakat, penguatan dolar turut berkontribusi dalam menekan harga batu bara.
“Pergerakan USD yang menguat karena ekspektasi suku bunga The Fed (Bank Sentral Amerika) turut menekan kontrak Coal (batu bara),” tandasnya.
Soal kapan harga batu bara bisa pulih, Reza tidak bisa memastikan. Menurutnya, semua tergantung kondisi pasar. Tapi ia juga berpendapat penurunan harga batu bara hanya akan berlangsung sesaat.
“Tergantung kondisi pasar, karena sentimen di pasar biasanya hanya sesaat,” tutupnya.
Sebagai informasi, harga batu bara untuk kontrak Mei 2018 terus anjlok secara berturut-turut selama empat hari terakhir, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam pada Kamis (1/2), ditutup anjlok 2,58 persen atau 2,25 poin di USD85,10 per metrik ton. (muflihun hidayat)