Jakarta-TAMBANG- Meski ditengah pasar batu bara yang cenderung melemah akibat pasar kelebihan pasokan, perusahaan tambang batu bara milik negara PTBA masih menunjukkan kinerja positif. Di tahun 2014, BUMN batu bara ini membukukan pendapatan sebesar Rp13,08 triliun atau naik 17 % dibandingkan tahun 2013.
Pendapatan positif ini didukung oleh penjualan yang juga tumbuh. Di sepanjang 2014, penjualan batu bara menjadi 17.964.551 ton yang terdiri dari penjualan domestik 9.300.547 ton (52 persen) dan ekspor 8.664.003 ton (48 persen). Sementara di 2013 penjualan batu bara 2013 mencapai 17.760.155 ton. Sedangkan laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp2,02 triliun atau naik 10% dari tahun 2013 sebesar Rp1,85 triliun.
Kinerja positif ini disampaikan dalam Rapat Umum pemegang Saham Tahunan (RUPST) PTBA Tbk 2015 Senin (30/3). Dalam kesempatan itu Direktur Utama PTBA Tbk Milawarma, pada RUPS tahun buku 2014 tersebut juga memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 705,7 miliar atau Rp 324,60 per saham. “Jumlah dividen tunai yang dibagikan itu merupakan 35 persen dari total laba bersih perusahaan sebesar Rp2,02 triliun,” ungkap Milawarma.
Untuk tahun 2015, meski belum ada tanda tanda geliat di sektor batu bara, Milawarma optimis kinerja perusahaan akan tetap tumbuh positif. “Pada 2015 kami menargetkan penjualan sebanyak 24 juta atau meningkat 33 persen dibanding penjualan 2014. Demikian juga dengan volume produksi dan pembelian batu bara dari pihak ketiga direncankan sebanyak 23,70 ton atau naik 30 persen dibanding volume produksi dan pembelian 2014,” katanya.
Sementara untuk meningkatan pendapatan, selain volume penjualan yang ditingkatkan, perusahaan juga akan melakukan peningkatan kualitas produksi batu bara dari dari batu bara kualitas rendah 4.000 kcal/ kg – 4.300 kcal/ kg menjadi batu bara dengan kadar kualitas tinggi.
“Untuk meningkatkan kadar kualitas batu bara pada triwulan II PTBA mengharapkan dapat menyelesaikan perjanjian mengakuisisi teknologi catalic hydro thermal reactor atau Cat HTR milik Ignite Energy Resources atau IER Ltd dari Australia,” ujar Milawarma. Teknologi ini akan mengolah batu bara menjadi minyak dieselm avtur dan gasoline. Tidak hanya itu Teknologi ini juga akan menghasilkan produk ikutan berupa batu bara kalori tinggi.
Perusahaan juga selama ini telah melakukan peningkatan nilai tambah batu bara dengan meningkatkan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).