Jakarta, TAMBANG – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan minyak perdana banyu urip infil clastic di Blok Cepu. Area yang dioeparasikan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) ini menghasilkan 13.300 BOPD pada sumur pertama.
“Selamat. Sumur pertama ini sudah bisa menghasilkan 13.300 barrel,” ungkap Arifin seperti dilansir dari keterangan resmi, Jumat (9/8).
Arifin menyampaikan, keberhasilan di Blok Cepu ini menjadi kado istimewa HUT RI ke-79 dan menumbuhkan optimisme bahwa potensi migas di Indonesia masih bisa diandalkan.
“Saya minta Pak Dwi (Kepala SKK Migas) dan Bu Carol (Presiden ExxonMobil Indonesia) berkoordinasi untuk bisa menyelesaikannya sebelum 17 Agustus,” jelasnya.
Arifin berharap sumur-sumur lainnya juga bisa memberikan kontribusi signifikan sekaligus memberikan impact besar untuk bisa mendorong para pebisnis migas di Indonesia bahwa masih ada potensi meningkatkan produksi migas kita karena saat ini di sektor minyak ini Indonesia ini defisit.
Pemerintah bersama SKK Migas terus berupaya untuk meningkatkan produksi sesuai targeyt 1 juat BOPD agar defisit minyak bumi dapat dikurangi. Untuk itu, Menteri ESDM meminta upaya untuk peningkatan tidak hanya dari lapangan existing, tetapi juga adanya kegiatan seismik baru dan eksplorasi baru yang bisa mempercepat pendeteksian sumur-sumur baru.
Indonesia sendiri masih banyak memiliki potensi minyak. Seperti di Blok Cepu yang hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi menghasilkan 1 miliar baru. “Harus segera dilakukan percepatan eksplorasi agar segera ada kepastian. Pemerintah memberikan dukungan bagi Exxon untuk melakukan kegiatan seismik dan eksplorasi baru di wilayah lain,” tegas Arifin.
Terkait pencapaian target di gas, Arifin optimis bisa dicapai dengan adanya temuan-temuan besar di sektor gas yang saat ini didorong dapat segera diproduksikan. Terlebih produksi minyak menjadi tantangan di industri hulu migas. “Kami terbuka untuk menerima masukan-masukan positif bagaimana cara meningkatkan produksi minyak,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa SKK Migas memberikan perhatian yang besar terhadap upaya menjaga produksi Lapangan Minyak Banyu Urip agar tetap optimal, mengingat Banyu Urip adalah kontributor nomor dua (2) terbesar dengan kontribusinya yang mencapai sekitar 25% dari produksi nasional.
Dwi menambahkan bahwa produksi Lapangan Banyu Urip telah melampaui yang ditargetkan dalam plan of development (POD). “Berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas dan EMCL dalam menjaga kinerja lapangan, yaitu meningkatkan produksi dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada,” katanya.
Setelah keberhasilan pemboran sumur pertama, diharapkan pada kuartal 4 tahun 2024 diharapkan akan onstream pemboran sumur kedua dan memberikan tambahan produksi hingga 9.300 BOPD. Investasi untuk ketujuh pemboran sumur mencapai USD203,5 juta atau setara Rp3,25 triliun (kurs Rp16.000 per USD) dan diperkirakan memberikan penambahan penerimaan negara sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp32 triliun diharapkan dapat memberikan tambahan minyak sebesar 42.92 MMSTB. Upaya-upaya tersebut dapat menjembatani potensi Indonesia dalam mencapai target 1 MMBOPD dan 12 BSCFD pada dekade ini. Potensi-potensi ini terus kita gali, tentunya demi meraih cita-cita jangka panjang untuk kemandirian energi,” tegas Dwi.
Di sisis lain, Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall menambahkan: “ExxonMobil berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia secara aman, andal, dan efisien. Kami bangga atas hasil menggembirakan dari program pengeboran BUIC dan kami berterima kasih kepada Kementerian ESDM serta SKK Migas atas kepemimpinan dan kerja sama yang luar biasa,” kata Carole.
Kegiatan pengeboran BUIC menggunakan anjungan dan peralatan yang keseluruhannya dibuat di Indonesia dan dioperasikan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero). Pengeboran ini menunjukkan tingkat kompetensi PDSI di bidang pengeboran minyak dan gas bumi, serta dukungan industri hulu migas untuk tumbuh berkembangnya perusahaan nasional serta komitmen SKK Migas dan KKKS dalam mengimplementasikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di industri hulu migas.
Pengeboran BUIC ini juga melibatkan kontraktor lokal dan menyerap tenaga kerja setempat. Keterlibatan tersebut telah menambah nilai ekonomi di bagi masyarakat sekitar wilayah operasi.