NEW DELHI, TAMBANG. PEMERINTAH India melelang 19 tambang emas, tiga tambang berlian, dan delapan tambang bijih bisa. Lelang itu dilakukan bersama 70 megablok lain yang luas areanya minimum 100 kilometer persegi. Keseluruhan tambang itu terletak di 22 negara bagian.
Badan Survei Geologi India telah menyerahkan daftar 100 megablok di 22 negara bagian kepada Kementerian Pertambangan untuk dilelang kepada perusahaan pengelola tambang yang berminat, baik di lokal maupun internasional.
Data wilayah sudah diserahkan dari Badan Survei Geologi India kepada Kementerian Pertambangan. ‘’Kami telah memerintahkan Badan Survei Geologi untuk mengirimkan data guna keperluan eksplorasi. Badan Survei Geologi telah menunjuk 100 blok dengan luasan 100 kilometer persegi atau lebih untuk dieksplorasi,’’ kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertambangan, Balvinder Singh kepada koran Economic Times.
‘’Kami berharap bisa memfinalkan kebijakan untuk eksplorasi mineral segera, sehingga rincian modal bagi hasil akan segera diketahui,’’ kata Balvinder Singh.
Pemerintah India akan mengubah kebijakan industri pertambangan India. Saat ini India baru bisa melakukan eksplorasi terhadap 10% wilayah yang diduga memiliki kandungan mineral, sementara Australia sudah menyelesaikan 100%.
Di antara tambang besar yang akan dilelang adalah wilayah 27 tambang logam dasar, 8 tambang bijih besi, 8 tambang batu gamping, dan 9 tambang tungsten. Selain itu juga terdapat 5 tambang mangan, 6 nikel, dan 5 mineral langka.
Perusahaan yang ingin ikut dalam pekerjaan eksplorasi harus terdaftar di India. Lelang pekerjaan ini dilakukan secara elektronik. Perusahaan yang berminat harus menunjukkan berapa royalti yang akan dibayarkan kepada pemerintah, serta lamanya penambangan.
Semakin besar bagian yang ditawarkan kepada pemerintah, kemungkinan menang bagi si perusahaan itu makin besar.
Essar Steel India muncul sebagai calon kuat pemenang untuk tambang besi blok Ghorhaburhani-Sagasashi, di kabupaten Sundargarh, dengan penawaran final 44,35% dari plafon.
Menurut perkiraan awal yang dihitung oleh Direktorat Baja dan Tambang, pemerintah negara bagian akan mendapat Rs 11.300 crore (sekitar Rp 22,02 triliun), yang didapat dalam waktu 50 tahun. Jumlah itu belum termasuk royalti yang besarnya 15% dari harga, bantuan bagi dana mineral kabupaten (30% dari total royalti), serta 2% bagi Dana Eksplorasi Mineral nasional.
‘’Kalau dari proses lelang, pemerintah negara bagian hanya akan mendapat Rs 92 juta (sekitar Rp 17,91 miliar) dari penawar yang diunggulkan, sebelum pemerintah negara bagian mengeluarkan surat penunjukan,’’ kata seorang pejabat Direktorat Baja dan Tambang.
Proses lelang untuk blok bijih besi dimulai 23 Desember tahun lalu. Sebanyak tujuh perusahaan mengajukan proposal teknis. Tetapi hanya lima yang masuk ke tahap berikutnya, yakni menyerahkan proposal keuangan.
Pemerintah belum memutuskan nasib lelang blok batu gamping Garamurra di Kabupaten Nuapada, yang tidak ada penawarnya sama sekali.