Jakarta-TAMBANG. Pemerintah hanya menyediakan dana untuk membangun jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga sebanyak 40 ribu di sepuluh kota dalam lima tahun ke depan. Padahal potensi rumah tangga yang bisa dialiri gas tersebut mencapai 7,9 juta sambungan rumah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan pemerintah bisa mengoptimalkan kebutuhan gas tersebut asalkan beberapa pihak yang ikut mendukung. Sudirman menuturkan untuk mencapai target tersebut dibutuhkan investasi hingga Rp20 triliun.
“Kami membutuhkan partnership. Kami membutuhkan investasi yang sangat besar, supaya dalam lima tahun ke depan 7,9 juta rumah itu dapat tersambung,” ujar Sudirman dalam keterangannya, Minggu (26/4).
Untuk mempercepat pembangunan jaringan gas rumah tangga di berbagai kota, Sudirman telah menyiapkan strategi lain, seperti melibatkan masyarakat dalam proses pembiayaannya. Nantinya, menurut Sudirman bisa jadi rumah tangga yang memanfaatkan gas diminta membayar biaya pemasangan alat ukurnya.
“Saya kira masyarakat dengan kemampuan yang sudah lebih baik dapat membayar biaya pasang meteran seperti listrik dan air,” jelasnya.
Pembangunan jaringan gas rumah tangga ini pertama kali dilakukan pada 2009. Hingga 2014, hanya ada sekitar 90 ribu rumah di beberapa kota yang sudah tersambung jaringan gas bumi menggunakan dana APBN. Sedangkan jaringan gas rumah tangga yang disambungkan oleh PGN sekitar 92 ribu rumah.
Selain pemerintah, pembangunan jaringan gas juga dilakukan oleh perusahaan milik negara. PT Pertamina (Persero) akan berpartisipasi dengan membangun 81 ribu jaringan gas rumah tangga di 28 kota. Sedangkan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) akan membangun sekitar 1 juta jaringan gas rumah tangga untuk 172 kota.