Beranda Mineral Pemerintah Dukung CNI Jadi Produsen Bahan Baterai Kendaraan Listrik

Pemerintah Dukung CNI Jadi Produsen Bahan Baterai Kendaraan Listrik

Ceria Baterai

Jakarta, TAMBANG – Pemerintah mendukung PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) menjadi produsen bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di dalam negeri. CNI adalah perusahaan pertambangan nikel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) milik anak bangsa.

“Semoga Ceria dan perusahaan perusahaan lainnya dalam ekosistem ini menjadi lebih besar dan dapat bersaing di tingkat global,” ungkap Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Moeldoko dalam International Battery Summit di Jakarta, Senin (29/7).

Dukungan ini tidak lepas dari komitmen pemerintah untuk melanjutkan program hilirisasi pertambangan mineral dan batu bara di dalam negeri. Tujuannya antara lain untuk meningkatkan pendapatan negara dari nilai tambah serta memperbanyak lapangan kerja.

“Pemerintahan baru pasti akan melanjutkan hilirisasi ini. Presiden terpilih sebelumnya telah menegaskan bahwa program hilirisasi yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi sudah tepat dan harus diteruskan. Komitmen ini bahkan tercantum dalam visi dan misinya,” ujar Moeldoko.

Moeldoko bilang, hilirisasi mineral untuk bahan baku kendaraan listrik sejalan dengan regulasi percepatan program penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) telah diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022. Inpres ini mewajibkan seluruh instansi pemerintah pusat, daerah, serta perusahaan BUMN untuk menggunakan kendaraan listrik.

Kebijakan ini juga didukung oleh Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2023 mengenai percepatan program kendaraan bermotor listrik (KBL) berbasis baterai untuk transportasi jalan, termasuk salah satunya pemberian insentif fiskal dan insentif non-fiskal dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Lebih lanjut, Moeldoko menegaskan bahwa hilirisasi akan terus dilanjutkan di masa depan untuk perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

“Indonesia mempunyai modal besar untuk menjadi pemain global dalam industri nikel dan bahan baku kendaraan listrik, sehingga hilirisasi industri menjadi kunci dalam ekosistem ini dan kami optimis kebijakan hilirisasi ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan,” ungkapnya.

Senada, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan pentingnya industri baterai kendaraan listrik bagi Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya nikel yang melimpah.

“Dengan pangsa pasar yang dominan dalam produksi nikel dan sumber daya mineral lainnya yang signifikan, penting bagi Indonesia untuk membangun industri baterai,” ujarnya.

Baca juga: Istana Pastikan Program Hilirisasi Tambang Dilanjutkan Pemerintahan Baru

Luhut juga menyampaikan bahwa industri baterai kendaraan listrik merupakan bagian integral dari fokus pemerintah dalam hilirisasi sumber daya mineral di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga berfokus pada transformasi ekonomi melalui industrialisasi ramah lingkungan dan hilirisasi sumber daya alam. “Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam industri baterai kendaraan listrik, sehingga mari berkolaborasi untuk mendukung hilirisasi di Indonesia,” tambahnya.

Corporate Secretary CNI, Imelda Kiagoes, menyatakan bahwa partisipasi Ceria dalam IBS 2024 semakin memperkuat posisi perusahaan dalam rantai pasokan global baterai EV.

“IBS 2024 menegaskan posisi Ceria sebagai yang terdepan dalam mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah produk nikel dalam negeri dan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik ramah lingkungan melalui hilirisasi industri,” ujar Imelda.

Imelda juga menjelaskan bahwa Ceria selalu mengedepankan penggunaan energi terbarukan dan konsisten menjalankan Good Mining Practice dalam setiap operasinya. “Ceria menerapkan praktik pertambangan yang mengacu pada standar internasional Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) 50 dengan fokus pada Lingkungan, Sosial, dan Keberlanjutan. Kami juga menggunakan teknologi pemrosesan dan pemurnian terbaru, seperti tungku persegi panjang (rectangular furnace) pada smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang memiliki konsumsi energi rendah dan umur operasional lebih panjang dibandingkan tungku melingkar (circular furnace),” tambah Imelda.

Sementara itu, Evvy Kartini, Founder National Battery Research Institute (NBRI), menyatakan bahwa partisipasi Ceria di IBS 2024 dapat menjadi teladan bagi pelaku industri lainnya. Dia juga mendukung Ceria untuk menjadi pemain kunci dalam hilirisasi mineral di Indonesia.

“Saya pikir kita harus mendorong Ceria untuk menjadi perusahaan besar di industri nikel yang benar-benar mampu menghasilkan produk akhir. Ceria sedang membangun industri yang dimulai dari RKEF untuk feronikel dan memiliki roadmap hingga ke industri baterai,” tuturnya.

Adapun tema dari International Battery Summit 2024 kali ini adalah “The Future Battery Technology from Upstream to Downstream for Accelerating Clean Energy Transition.” IBS 2024 menghadirkan lebih dari 50 pembicara terkemuka dan dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari 20 negara. Konferensi ini membahas kondisi terkini industri baterai dan kendaraan listrik global yang melibatkan perumus kebijakan, badan regulasi kementerian, lembaga standardisasi, pelaku industri, dan lain-lain.