Jakarta, TAMBANG – Pemerintah melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencabut 2.065 Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral dan batu bara atau 98,4 persen dari 2.078 IUP yang diumumkan pada awal tahun 2022.
“Dalam rangka penataan perizinan khusunya pencabutan 2.078 IUP yang sudah terjadi sejak bulan Februari, maka hari ini kami ingin melaporkan perkembangan pencabutan tersebut. Pencabutan izin dari 2.078 IUP yang sudah tercabut adalah sebesar 2.065 izin atau 98,4 persen,” kata Menteri Investasti/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/8).
Menurut Bahlil, total lahan dari jumlah IUP yang dicabut mencapai 3.107.708,3 hektar. Rinciannya, tambang batu bara sebanyak 306 IUP dengan luas sekitar 9.413 hektar, tambang timah 307 IUP luasnya 445.352 hektar.
Kemudian tambang nikel yang dicabut mencapai 106 IUP dengan lahan mencapai 182.094 hektar, tambang emas 71 IUP dengan lahan sebesar 544.728 hektar, bauksit 54 IUP luas tanah mencapai 356.328 hektar dan tambang tembaga 18 IUP dengan lahan mencapai 70.663 hektar.
“Sementara mineral lainnya sebesar 1.203 IUP atau 599.126 hektar. Mineral lainnya termasuk dengan galian C,” imbuh Ketua Satgas Penataan Penggunaan Lahan dan Penataan Investasi ini.
Menurutnya, IUP yang dicabut tersebar di lima provinsi utama yakni Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Timur (Kaltim), Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Papua.
“Kalau berdasarkan wilayah yang tersebar, pertama adalah Kalimantan Barat, kedua adalah Kalimantan Timur, ketiga Kepulauan Bangka Belitung, ke empat Kalimantan Tengah dan kelima adalah Papua. Ini berdasarkan luasan IUP yang dicabut,” bebernya.
Sementara, banyaknya IUP yang dicabut terdapat di Kepulauan Babel, Kalbar, Jawa Timur (Jatim), Kalteng dan Kaltim. Di Jatim, lanjut Bahlil, adalah IUP-IUP yang berhubungan dengan galian C.
“Jadi ada dua, banyaknya IUP dan luasan IUP. Sementara kalau banyaknya IUP, yang pertama adalah Kepulauan Bangka Belitung, di sana banyak timah, yang kedua adalah Kalimantan Barat, di sana banyak tambang-tambang bauksit dan lainnya. Kemudian Jawa Timur ini menyangkut galian C yang banyak. Kemudian Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur,” ungkapnya.