Jakarta, TAMBANG – Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan tetap menegaskan komitmen peningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasionak tahun 2025 mencapai 23 persen.
“Untuk energi baru terbarukan, komitmen Pemerintah di COP 21 di Paris itu 23 persen menggunakan EBT. Komitmen ini tetap kita pertahankan dan akan kita laksanakan,” kata Ignasius Jonan, dalam keterangan resminya, Rabu (9/1) setelah mengadkan kunjungan ke PLTU Paiton.
Jonan menjelaskan, komitmen pemanfaatan EBT ini meliputi dua sektor yang terbesar, yaitu kelistrikan dan transportasi. Di sektor kelistrikan hingga saat ini telah mencapai sekitar 13 persen, dalam dua hingga tiga tahun kedepan diperkirakan akan naik menjadi 16 sampai 17 persen.
“Pembangkit-pembangkit listrik tenaga air yang besar-besar dalam dua hingga tiga tahun mendatang akan tumbuh banyak dan selesai, ditambah lagi dengan panas bumi, pembangkit listrik tenaga surya, bayu (angin) dan biomasa,” jelas Jonan.
Sementara dari sisi transportasi, pemanfaatan EBT adalah dengan penggunaan campuran biodiesel sebanyak 20 persen (B20) dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak solar.
“Untuk transportasi, untuk mesin yang menggunakan solar, sekarang semua menggunakan B20. Termasuk industri juga,” tambah Jonan.
Sebagaimana diketahui, kapasitas pembangkit EBT terus meningkat, hingga akhir tahun 2018. Kapasitas terpasang pembangkit panas bumi telah mencapai 1.948,5 Megawatt (MW). Sementara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), pada akhir tahun 2018 mencapai 331,8 MW. Di samping itu, telah beroperasi pula PLTB Sidrap dengan kapasitas 75 MW dan PLTB Jeneponto sebesar 72 MW siap beroperasi. Untuk kapasitas terpasang pembangkit bioenergi telah mencapai 1.858,5 MW, terdiri dari PLT Biomassa, Biogas, PLT Sampah, dan Biofuel.