JAKARTA, TAMBANG. MENYUSUL terjadinya pembajakan lagi terhadap kapal tongkang yang melewati perairan di selatan Filipina dan di timur Sabah, saat ini digagas dilakukannya patroli bersama oleh angkatan laut dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina.
‘’Presiden telah memerintahkan saya untuk menjajaki kemungkinan adanya kerjasama keamanan dengan Malaysia dan Filipina,’’ kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Pandjaitan.
Tentara Indonesia tidak bisa memasuki wilayah Filipina untuk membebaskan warganya yang diculik kelompok militan, bila belum ada izin dari Manila. Pemerintah Filipina harus mendapat izin dari DPR lebih dahulu sebelum mengizinkan masuknya tentara asing.
Saat ini 14 warga Indonesia awak kapal tongkang pengangkut batu bara ditahan kelompok militan. Sebelumnya, sebanyak 10 awak kapal tongkang Brahma II yang mengangkut batu bara dari Samarinda, ditahan oleh kelompok militan Abu Sayyaf. Hingga kini mereka masih ditahan.
Pemerintah Indonesia membentuk satuan tugas yang langsung dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla, untuk membebaskan awak kapal itu. ‘’Yang jelas tidak akan ada pembayaran tebusan,’’ kata Menteri Pertahanan Ryamirzad Ryacudu.
Jumat pekan lalu, kapal tongkang yang dalam perjalanan pulang dari Cebu, Filipina, ke Samarinda, ganti dirompak. Kapal tongkang mereka dibajak di perairan sebelah selatan Filipina. Dari 10 awak kapal, sebanyak 6 orang berhasil lolos, meski satu orang di antaranya tertembak. Empat lainnya masih disandera. Belum jelas apakah penyandera berasal dari kelompok yang sama.
Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein mengatakan, Singapura dan Thailand dapat bertindak sebagai pengamat dalam patroli di Laut Sulu, tempat pembajakan sering terjadi. Di situ direncanakan Malaysia, Filipina, Brunei, dan Indonesia, akan bekerjasama untuk mengenyahkan perompakan.
Hishammuddin bertemu Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, kemarin. Ia mengatakan, ‘’Selama ini Singapura dan Malaysia bekerjasama berpatroli di sepanjang Selat Malaka. Karena itu, patroli bersama merupakan hal biasa.’’
Ia mengatakan, akan bagus sekali bila Singapura bisa terlibat sebagai pengamat, bersama Thailand, dalam patroli ini, sehingga bisa memberi masukan cara terbaik menghadapi perompak.