Jakarta, TAMBANG – Pergerakan variatif menguat terjadi pada bursa saham Asia. Ini terjadi karena pelaku pasar masih mencermati langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang akan mengadakan kesepakatan energi nuklir dengan Iran.
Binaartha Institutional Research pada Rabu (9/5), Nikkei berbalik menguat dengan dukungan saham-saham keuangan dan teknologi. Sektor yang sama pun turut mengantarkan sejumlah indeks saham China bergerak positif.
Adanya pelemahan pada sektor energi dan material Australia terimbangi kenaikan saham-saham keuangan sehingga ASX dapat bergerak positif.
Sementara, laju bursa saham Eropa cenderung bergerak flat seiring aksi tunggu pelaku pasar terhadap kesepakatan nuklir antara AS dan Iran. Indeks pan-European Stoxx600 kembali mampu menguat meski hanya naik tipis 0,1 persen dengan sebagian besar indeks saham Eropa berada di zona merah.
Adapun sektor farmasi masih mencatatkan kenaikan setelah dirilis berita perusahaan farmasi Jepang, Takeda Pharmaceutical, telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi pembuat obat di Irlandia senilai GBP46 miliar.
Di sisi lain, adanya sejumlah berita positif terkait kinerja dan aksi korporasi emiten terhalangi oleh pemberitaan kesepakatan negosiasi nuklir antara AS-Iran.
Sementara itu, pasca menguat, laju bursa saham AS cenderung variatif melemah. Adanya pemberitaan rencana Presiden Trump yang akan menarik diri dari kesepakatan nuklir yang telah dicapai pada 2015 memberikan sentimen yang cukup negatif pada pasar.
Indeks DJIA masih dapat bertahan positif dengan adanya dorongan saham JP Morgan. S&P cenderung mendatar. Sementara Nasdaq hanya naik tipis. Sebelumnya kesepakatan nuklir telah ditandatangi antara Presiden Obama dan pemerintahan Iran namun, kini Trump berencana merenegosiasi kesepakatan tersebut dan mengenakan sanksi kepada Iran.