Beranda Batubara Pasar Batu Bara Indonesia  Disaingi India

Pasar Batu Bara Indonesia  Disaingi India

Buruh tambang batu bara di India. Sumber: news18.com

JAKARTA, TAMBANG. BAGI banyak penambang batu bara di Indonesia, India kini menjadi negara dengan potensi mengerikan. Dulu India merupakan importir besar batu bara. Kini India berubah sebagai negara produsen batu bara yang memiliki potensi ekspor cukup besar.

 

 

Bagi para pengusaha tambang batu bara di Indonesia, munculnya India sebagai pesaing, menimbulkan masalah baru. Harga telah merosot selama lima tahun terakhir. Permintaan dari Cina melambat. Kini, India muncul dengan membawa dua masalah bagi batu bara Indonesia.

 

 

Sebagai negara importir utama batu bara Indonesia, India kini memproduksi begitu banyak batu bara untuk mengurangi  impor dalam dua tahun. Bertambahnya produksi membuat India untuk pertama kalinya mengekspor batu bara ke Bangladesh, pasar yang selama ini didominasi oleh Indonesia.

 

 

Batu bara di India dikelola oleh BUMN Coal India.  Pemonopoli produksi batu bara di India ini  membuka satu tambang baru setiap satu bulan, dan memperluas tambang yang sudah ada. Ini juga dilakukan demi memenuhi janji kampanye Perdana Menteri Narendra Modi, yang ingin menyediakan energi bagi seluruh 1,3 miliar rakyat India. Modi mempercepat keluarnya izin lingkungan, demi segera beroperasinya tambang baru.

 

 

Kebijakan baru di bidang pertambangan batu bara itu membuat Coal India memiliki persediaan hingga lebih dari 50 juta ton batu bara. Padahal permintaan domestik tumbuh lebih lambat daripada yang diantisipasi. Coal India pun memulai pembicaraan untuk ekspor batu bara ke negara tetangga, Bangladesh.

 

 

Eksekutif batu bara Indonesia  semula menepis kekhawatiran tentang melambatnya penjualan ke China, dengan mengutip permintaan India yang kuat. Koran Indian Express dalam terbitannya kemarin mengutip pernyataan Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia, Supriatna Suhala, yang mengatakan India tetap menjadi pasar utanma batu bara Indonesia.

 

Indian Express menilai, kalimat itu menunjukkan pengusaha tambang batu bara dari Indonesia meremehkan kemampuan India meningkatkan produksi dengan cepat.

 

 

Syukur, kini  pengusaha batu bara dari Indonesia sudah sadar. “India adalah ancaman bagi industri batu bara Indonesia,” kata Supriatna Suhala. “Di  masa depan, kami mungkin harus bersaing dengan India. Mereka mungkin menjadi eksportir ke Asia. ”

 

 

Di Indonesia, pergeseran permintaan India paling dirasakan oleh produsen batu bara berkualitas rendah di Sumatera bagian selatan, kata Ben Lawson, Kepala operasi Sanaman Coal, yang memiliki tambang kecil yang belum beroperasi di wilayah itu, sebagaimana dikutip koran The Indian Express.

 

 

“Ada tambang di Sumatera Selatan dan Jambi (provinsi) yang ditutup. Semula pasarnya ditujukan  untuk India,” katanya.

 

 

Tambang-tambang kecil lain juga bisa menyusul tutup, akibat lemahnya permintaan dan harga. Kesemuanya bisa menimbulkan tekanan pada Presiden Joko Widodo dan ekonomi  Indonesia.

 

 

Perusahaan lebih besar, seperti PT Adaro Energy, Berau Coal Energy, dan PT Bukit Asam, harus mengurangi pekerjaannya akibat menipisnya permintaan dari India, atau bahkan dihentikan sama sekali kontraknya dari India.

 

 

Bangladesh, negeri yang lapar listrik, membeli hanya sekitar 3 juta ton batu bara per tahun, saat ini. Tapi konsultan Wood Mackenzie memprediksi permintaan bisa melompat ke sebanyak 15 juta ton pada tahun 2020, sebagai akibat munculnya pembangkit listrik baru yang dibangun berkat bantuan India dan Cina.

 

 

Bangladesh kini punya pilihan pemasok batu bara, tak lagi semata-mata Indonesia. India pun siap untuk memasok batu bara. Berkurangnya kebutuhan batu bara asal Indonesia oleh India muncul akibat lemahnya harga batu kalori rendah, yang membuat ekspor ke India menjadi tidak ekonomis. Batu bara berkalori tinggi tersedia di tempat lain yang lebih terjangkau.

 

 

“Sekarang orang India tidak bingung untuk menentukan pilihan, ” kata Lawson dari Sanaman Coal.

 

 

Secara keseluruhan, impor batu bara oleh India dari Januari-Mei turun 5,4 persen menjadi 82.570.000 ton, menurut data pengapalan yang disusun oleh Thomson Reuters. Meskipun Indonesia tetap menjadi pemasok teratas, tetapi penjualan ke India turun menjadi 36.720.000 ton. Sedangkan pengiriman dari Afrika Selatan meningkat lebih menjadi 16,58 juta ton.

 

 

Indonesia kini mengutamakan pasar ekspor lainnya, seperti Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang, dan negara-negara yang tidak memiliki sumber daya batu bara yang besar, seperti Malaysia, Filipina, Bangladesh, Pakistan, dan Vietnam.