Jakarta, TAMBANG – Melemahnya USD seiring dengan komentar Presiden Amerika serikat (AS) Donald Trump terhadap kebijakan kenaikan suku bunga The Fed, berimbas pada kenaikan JPY sehingga membuat pergerakan Nikkei melemah.
Pengamat Pasar Modal Analis Efek Indonesia (AEI), Riza Priyambadha, mengatakan, di sisi lain, sejumlah indeks saham China bergerak variatif dimana pelemahan terjadi pada saham-saham farmasi dan kesehatan, namun diimbangi kenaikan pada saham-saham perbankan dan industrial. Sementara itu, sejumlah indeks saham utama Asia lainnya turut melemah dengan tekanan pada saham-saham energi dan teknologi.
Pelemahan masih terjadi pada bursa saham Eropa. Hal ini seiring sikap pelaku pasar yang mengantisipasi rilis kinerja dari para emiten. Indeks pan-European Euro Stoxx 600 mengalami pelemahan 0,19 persen dengan tekanan hampir seluruh sektor saham, terutama saham-saham otomotif yang kembali tertekan.
Pelemahan kembali terjadi seiring sentimen rencana pengenaan tarif impor otomotif dari Eropa yang masuk ke AS. Adapaun Presiden Komisi Uni Eropa, Jean Claude Junker, direncanakan akan ke AS untuk membahas masalah tersebut.
Sementara di AS, kenaikan saham-saham teknologi sebelum adanya rilis kinerja dari para emitennya mampu mengantarkan sejumlah indeks saham AS bergerak positif. Kenaikan sejumlah saham-saham teknologi dimotori oleh emiten Google yang merilis kinerjanya di atas ekspektasi. Hingga kini, sebanyak 17 persen dari emiten yang ada di dalam indeks S&P500 telah merilis kinerjanya di atas ekspektasi.
Bond Auction Market Update 24 Juli 2018
Pada pekan depan (23/7-27/7), jangan lewatkan lelang surat berharga syariah negara (SBSN) pada Selasa (24/7) dimana Pemerintah akan menawarkan enam seri obligasi negara. Adapun jumlah indikatif SBSN yang dilelang sebesar Rp6 triliun. Keenam seri obligasi itu adalah sebagai berikut:
- Seri SPN-S011012019 (penerbitan baru) dengan pembayaran imbal hasil secara diskonto dan jatuh tempo 11 Januari 2019;
- Seri SPN-S11042019 (penerbitan baru) dengan pembayaran imbal hasil secara diskonto dan jatuh tempo 11 April 2019;
- Seri PBS016 (penerbitan kembali) dengan pembayaran imbal hasil 6,25 persen dan jatuh tempo 15 Maret 2020;
- Seri PBS002 (penerbitan kembali) dengan tingkat imbal hasil 5,45 persen dan jatuh tempo 15 Januari 2022;
- Seri PBS012 (penerbitan kembali) dengan tingkat imbal hasil 8,875 persen dan jatuh tempo 15 November 2031; dan
- Seri PBS017 (penerbitan kembali) dengan tingkat imbal hasil 6,125 persen dan jatuh tempo 15 Oktober 2025.