Jakarta, TAMBANG – Agenda Mining and Engineering Indonesia 2018 resmi dibuka. Pameran teknik pertambangan itu dihadiri oleh pelaku usaha, praktisi, serta akademisi dari delegasi sembilan negara.
Direktur Pembinaan Program Minerba Kementerian ESDM, Muhammad Wafid mengatakan, Indonesia punya potensi yang cukup besar dalam hal sumber daya mineral dan batu bara. Bahkan, menurutnya, Indonesia memiliki salah satu jenis mineral yang sulit ditemukan di belahan dunia, yaitu logam tanah jarang.
“Sumber daya alam kita melimpah. Kita punya rare earth atau logam tanah jarang,” kata Wafid di hadapan pelaku bisnis pertambangan, Rabu (12/9).
Ia juga menjelaskan, saat ini pemerintah sudah menyatakan, bahwa sumber daya alam bukan lagi diposisikan sebagai komoditas komersil. Akan tetapi, diposisikan sebagai sumber pembangunan nasional.
Untuk itu, setiap kegiatan pertambangan di Indonesia, diharapkan bisa memberikan kontribusi positif kepada negara.
Hal senada disampaikan juga oleh Ketua Indonesian Mining Association (IMA), Ido Hutabarat. Menurutnya, pertambangan punya peran besar bagi pembangunan nasional.
Miasalnya saja, di tengah kondisi rupiah yang sedang melemah ini, sektor batu bara ikut ambil peran. Pemerintah memberikan tambahan ekspor batu bara hingga akhir tahun di luar kuota yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tujuannya, untuk menggenjot defisit transaksi berjalan, serta membantu menyumbang devisa.
“Ini tanda kalau pertambangan punya peran untuk pembangunan negara,” beber Ido.
Untuk diketahui, keduanya, Muhammad Wafid dan Ido Hutabarat ditunjuk oleh panitia pameran ini untuk menabuh gong, sebagai tanda simbolis pameran resmi dibuka.
Adapun delegasi negara-negara yang hadir di antaranya China, Taiwan, India, Australia, Swiss, Afrika Selatan, Cekoslovakia, Kanada, dan tentunya Indonesia.