Beranda Tambang Today Pabrik Propelan Dibangun di Kawasan EMC DAHANA

Pabrik Propelan Dibangun di Kawasan EMC DAHANA

Subang–TAMBANG. Kawasan Energetic Material Center (EMC) milik PT DAHANA (Persero) di Subang akan semakin lengkap seiring bertambahnya  rangkaian fasilitas berupa proyek Propelan. Pembangunan fisik industri propelan dimulai pada Senin, 10 Agustus 2015 lalu. Pembangunan yang digagas Kementerian Pertahanan RI melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhan, diresmikan pencanangannya dan dikemas dalam acara Initial Construction Fasilitas Penelitian dan Pengembangan Sarana & Prototipe Nitrogliserin.

 

Pembangunan Proyek Nitrogliserin ini berawal dari kesepakatan bersama tentang pengembangan SDM, penelitian dan pengembangan teknologi dalam bidang bahan peledak serta propelan. Kesepakatan tersebut kemudian disusul dengan Perjanjian Kerjasama tentang penelitian dan pengembangan sarana dan prototipe nitrogliserin (bahan dasar propelan) antara DAHANA dengan Balitbang Kemhan pada tahun 2014.

 

Nitrogliserin sendiri merupakan bahan baku pembuatan propelan. Balitbang Kemhan sebagai pemilik proyek membangun fasilitas ini di lahan Energetic Material Center (EMC) milik PT DAHANA (Persero) yang berlokasi di Subang, Jawa Barat. DAHANA sendiri berperan dalam penyediaan peralatan utama, engineering, utilitas, bangunan, pelaksanaan commisioning maupun start-up proyek pembangunan fasilitas penelitan dan pengembangan sarana dan prototipe nitrogliserin sebagai bahan baku propelan.

 

Fasilitas litbang Sarana & Prototipe Nitrogliserin ini nantinya memiliki kapasitas 200 MT/tahun dengan teknologi dari Rheinmetal Denel Munition Afrika Selatan.

 

Dirjen Pothan Kemhan RI Timbul Siahaan mengatakan proyek ini bisa terwujud karena adanya keyakinan yang kuat.  “Saya sudah tiga puluh lima tahun menggeluti propelan, dan baru hari ini proyek ini betul-betul terlihat di hadapan kita,” tutur Timbul Siahaan.

 

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN F. Harry Sampurno tak kalah gembira dengan perkembangan proyek propelan ini.  “Proyek ini sangat strategis, tidak semua orang dapat melihatnya. Dan hanya dengan keberanian yang kuat proyek ini bisa berjalan,” terang Harry yang juga mantan Dirut DAHANA ini. Harry meyakini bahwa, proyek propelan lahir dari sebuah visi kebangsaan untuk kemandirian.

 

Kegiatan Initial Construction ini bertepatan juga dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang ke-20. Sebagaimana diketahui, pembangunan indutri propelan merupakan bagian dari 7 program nasional kemandirian dalam alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digagas pemerintah pusat.  Propelan sendiri merupakan bahan pendorong roket kaliber besar (MKB), dan munisi kaliber kecil (MKK). Senyawa propelan tersusun atas fuel, oksidator dan aditif. Proses pengayaan senyawa tersebut menghasilkan propelan base dengan fuel dan oksidator yang sudah terpadu dalam satu senyawa kimia, antara lain Nitrocellulose, Nitroglycerine, Nitroguanidin.

 

Harry menyebutkan, investasi pabrik yang digadang-gadang sebagai industri propelan terbesar di Asia Tenggara ini memakan biaya mencapai US$ 300 juta. Dalam investasi ini, DAHANA memiliki saham sebesar 51%, dengan sisa kepemilikan saham lainnya dimiliki oleh mitra perusahaan Perancis, Roxel dan Eurenco.

 

Propelan produksi DAHANA nantinya akan menjadi komponen utama MKB dan MKK yang diperuntukkan untuk produksi munisi ringan, meriam, peluru kendali balistik, kanon, roket antariksa, dan industri sipil dan militer lainnya.

 

Menyangkut pasar, Harry optimis pasar di dalam negeri juga sangat potensial seiring pertumbuhan industri pertahanan di dalam negeri. PT Pindad (Persero), kata Harry, menjadi pengguna propelan terbesar dari DAHANA. “Dahana buat bahan bakunya, nanti diserahkan ke Pindad, Pindad yang akan membuat munisinya,”kata Harry.