Jakarta – TAMBANG, PT Indika Energy Tbk. (”Indika Energy”) sukses menerbitkan obligasi bertenor 5 tahun (5NC3) sebesar nilai pokok US$265 juta dengan kupon 6,875% dan imbal balik penawaran kembali (reoffer yield) sebesar 6,950%. Transaksi ini menandakan kembalinya Indika Energy ke pasar modal utang primer setelah empat tahun lalu pada Januari 2013 menerbitkan obligasi bertenor 10 tahun (10NC5) sebesar US$500 juta yang menjadi obligasi imbal balik tinggi (high yield bonds) dari perusahaan tambang dengan imbal balik terendah di Asia Tenggara dalam kurun lima tahun terakhir.
Hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk penarikan atau pembayaran kembali: (i) sisa obligasi yang jatuh tempo tahun 2018, (ii) fasilitas kredit yang dimiliki anak perusahaan yaitu Tripatra Engineers and Constructors dari Bank Mandiri, (iii) fasilitas pinjaman club deal yang dimiliki anak perusahaan yaitu Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) dari Bank ANZ Indonesia dan Standard Chartered Bank, (iv) fasilitas pinjaman berjangka yang dimiliki MBSS dari Bank Permata, dan (v) fasilitas pembiayaan al-murabahah yang dimiliki MBSS dari Indonesia Eximbank; serta untuk modal kerja dan kebutuhan umum korporasi lainnya.
Melalui transaksi ini, dilakukan pembiayaan kembali obligasi yang jatuh tempo tahun 2018 dan memperpanjang rata-rata umur jatuh tempo utangnya. Hal ini mengubah kurva obligasi dan menegaskan akses yang dimiliki Indika Energy terhadap pasar modal dan sumber-sumber pendanaan yang terdiversifikasi. Sebelumnya, Moody’s telah menempatkan peringkat Caa1 yang dimiliki Indika Energy dalam kajian dengan potensi peningkatan peringkat menjadi B2. Sementara itu, Fitch juga menempatkan peringkat CCC Indika Energy dalam kajian dengan potensi peningkatan peringkat menjadi B-.
Penawaran obligasi ini disambut baik oleh pasar global yang terbukti dengan tingginya permintaan dari beragam investor. Nilai total pemintaan yang terkumpul dalam orderbook pada saat pricing mencapai lebih dari US$1,2 miliar dari 135 rekening. Obligasi teralokasi sejumlah 65% untuk pasar Asia, 19% untuk Amerika Serikat, dan 16% untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Berdasarkan tipe investor, manajer investasi menyerap sebesar 82%, bank atau private bank 11%, dan dana pensiun atau asuransi mengambil alokasi 7%.
Dalam rilisnya, Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan ”Penawaran obligasi ini menunjukkan komitmen kami terhadap komunitas investasi internasional dan sekaligus membuktikan kepercayaan investor kepada perusahaan dalam mengeksekusi strategi manajemen keuangan dan modal yang mengacu pada prinsip kehati-hatian”.
”Kami bersyukur atas tingginya permintaan dari berbagai institusi global terhadap obligasi yang kami terbitkan,” tambahnya.