London, TAMBANG. PENGUSAHA keuangan Nathaniel Rothschild, pemilik NR Holdings Ltd mengatakan, proposal yang diajukan oleh Asia Coal Energy Ventures Ltd untuk mengakuisisi perusahaan dari London, Asia Resource Minerals PLC, meremehkan nilai aset tambang batu bara yang dimilikinya di Indonesia.
Tawaran dari Asia Coal Energy Ventures, perusahaan yang didukung oleh keluarga Eka Tjipta Widjaja, pemilik kelompok Sinarmas, adalah 41 pence per lembar saham Asia Resource, atau setara dengan 98,8 juta poundsterling. ACE juga akan menjamin injeksi modal senilai US$ 150 juta. ACE dikelola oleh perusahaan lindung nilai Argyle Street Management Ltd.
Asia Resource perlu suntikan dana untuk mendanai utang yang jatuh tempo pada 8 Juli 2015 sebesar US$ 450 juta, dan US$ 500 juta pada Maret 2017. Hancurnya harga batu bara membuat perusahaan kesulitan membayar hutang. Di sisi lain, ada sengketa hukum yang membelit Asia Resource.
Rapat umum pemegang saham luar biasa Berau Coal Energy di Jakarta, pada akhir April lalu memutuskan mengganti direktur utamanya, Amir Sambodo. Tetapi Amir, didukung penuh oleh karyawan, menilai rapat pemegang saham itu tidak sah.
Alasannya, Otoritas Jasa Keuangan meminta agar rapat itu ditunda. Surat-menyurat untuk keperluan rapat itu diteken oleh John Fenby dan Keith Downham, keduanya direktur Berau Coal Energy yang belakangan diketahui tak memenuhi syarat administrasi sebagai direktur di Indonesia. Mereka tidak memiliki izin kerja.
Hasil rapat itu juga belum disahkan oleh Kementerian Hukum. Amir pun hingga kini masih berkantor di Menara Prima, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, dan menjalankan tugasnya sebagai direktur utama Berau Coal serta Berau Coal Energy.
Konflik antara induk di London, dengan anaknya di Jakarta itu dinilai membahayakan kelangsungan operasional perusahaan. Situs berita London South East Asia memberitakan, Asia Resource memperingatkan Amir Sambodo bahwa tindakannya akan memperlambat pembayaran kepada para pemasok Berau Coal.
Asia Resource merupakan pemilik 84,7% saham Berau Coal. Kepemilikan sebesar ini menyalah undang-undang pasar modal, yang mensyaratkan batas maksimum kepemilikan saham bagi perusahaan publik adalah 80%.
Salah satu faktor penting adalah bagaimana proposal ACE kepada Raiffeisen Bank, Austria, yang memiliki hak suara sebesar 23,81%. ACE berminat membeli ak suara yang dimiliki Raiffeisen itu. Kepemilikan Raiffeisen berasal dari ulah Samin Tan yang menggadaikan separuh sahamnya, sebagai jaminan utang.
‘’NRH menilai, tawaran ACE yakni 41 pence per saham, adalah terlalu rendah,’’ demikian bunyi pernyataan NR Holdings, Rabu kemarin.
Foto : Nath Rothschild. Sumber: thismoney.co.uk