TAMBANG, WINA. SIDANG Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang berlangsung Kamis kemarin di Wina, sepakat menunjuk Mohammed Barkindo sebagai sekretaris jenderal. Ia menggantikan Abdalla El-Badri dari Libya, yang masa baktinya sebagai sekretaris jenderal berakhir pada awal Juli ini.
Barkindo pernah menjabat sebagai direktur pelaksana Nigerian National Petroleum Corporation. Pada Desember 2015, ia juga pernah menjadi pejabat pelaksana sekretaris jenderal.
Semula ada beberapa nama yang disebut sebagai calon pengganti El-Badri, termasuk di antaranya Menteri ESDM Sudirman Said. Menjelang sidang, akhirnya kandidat kuat mengerucut ke Barkindo.
Barkindo akan menjadi sekretaris jenderal OPEC mulai 1 Juli 2016, selama tiga tahun. Sidang OPEC tidak mencapai kesepakatan mengenai batasan jumlah produksi.
Berikut ini ringkasan pernyataan yang dibacakan seusai sidang OPEC ke-169:
Sidang OPEC ke-169 telah dilaksanakan hari ini, Kamis 2 Juni 2016, di bawah pimpinan presidennya, Dr. Mohammed Bin Saleh Al-Sada, Menteri Energi dan Industri Qatar.
Konperensi mengucapkan selamat atas diangkatnya Yang Mulia Khalid A. Al-Falih sebagai Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Saudi Arabia. Konperensi memberi ucapan terima kasih khusus untuk Yang Mulia Ali I. Naimi dari Kerajaan Saudi Arabia, terhadap sumbangannya yang luar biasa untuk OPEC. Dedikasinya selama dua dekade ini untuk OPEC betul-betul mengesankan.
Konperensi mempertimbangkan Gabon, yang mengajukan permohonan untuk bergabung kembali dengan OPEC. Permohonan itu diterima, efektif mulai 1 Juli 2016.
Konperensi menyambut baik Kesepakatan Paris yang diambil dalam COP21, Desember tahun lalu. Konperensi menekankan bahwa masalah lingkungan dan perubahan iklim merupakan perhatian kami semua. Konperensi bertekad untuk mendukung terus pembangunan yang berkelanjutan, dan mengakui pentingnya menyelaraskan minyak, baik produksinya maupun pemakaiannya, dengan lingkungan.
Setelah meninjau pasar minyak 2016, konperensi melihat bahwa pasokan dari non-OPEC mencapai puncaknya pada 2015 dan mulai menurun. Pasokan diperkirakan akan turun lebih jauh sebanyak 740.000 barel per hari pada 2016.
Hari ini, produksi minyak mentah telah berkurang lebih dari 1 juta barel per hari, dari puncaknya pada awal 2015. Permintaan global diperkirakan bertambah sekitar 1,2 juta barel per hari, setelah meningkat sebanyak 1,5 juta barel per hari pada 2015. Pertumbuhan permintaan ini dinilai wajar melihat situasi ekonomi saat ini.
Konperensi melihat, sejak pertemuan pada Desember 2015, harga minyak telah naik lebih dari 80%. Antara permintaan dan produksi telah mengerucut. Ini menunjukkan bahwa pasar telah menuju keseimbangan.