Jakarta – TAMBANG. Menyambangi ajang pameran otomotif akbar Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 di JIExpo Kemayoran sepertinya tidak rugi. Berbagai otomotif terbaru sepertinya diperkenalkan kepada kita dan semua pengunjung, agar kita bisa tahu semua kemampuan dan kelebihannya.
Namun ada yang menarik, sepertinya telah menyita perhatian pengunjung yaitu, ada booth IIMS Electric Car Show yang menampilkan 6 mobil listrik karya murni dari para mahasiswa Indonesia. Inilah merupakan bagian masa depan industry dalam negeri.
Ada Arjuna buatan anak-anak Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang telah meraih 7 trofi di 7 ajang kompetisi berbeda. Ada Kujang 193 made in Universitas Pasundan Bandung yang merupakan generasi ketiga sejak kali pertama dibuat pada 2012 dan telah menyabet 10 penghargaan. Menyusul kemudian Tarusbawa bikinan anak-anak ITENAS Bandung yang tampil unik dengan menggunakan roda sepeda agar lebih ringan dan lebih mudah bermanuver. Dan, dilengkapi oleh P-Elcar dari Politeknik Negeri Bandung (Polban), Blue Warrior dari Politeknik Negeri Jakarta, dan Kaliurang Unisi Generasi 2 persembahan Universitas Islam Indonesia (Unisi) Yogyakarta. Semuanya tampil menawan dan futuristik.
Namun, ada yang lebih menggoda perhatian pengunjung adalah karya yang mengusung kombinasi teknologi elektrik dengan perangkat android. Intinya, sistem operasional mobil listrik mereka bisa diatur dan dikontrol melalui perangkat handphone berbasis android.
Ini adalah bisa dibilang terobosan baru dari anak kampus Unisi. Bukan hanya karena tampilan mentereng semata atau data teknis yang lengkap, dan dimensi yang lebih besar saja.
Para jenius muda dari kampus masing-masing ternyata dengan ramah memberikan informasi seutuhnya kepada setiap pengunjung yang bertanya. Ya, mereka adalah anak-anak muda calon teknokrat masa depan ini juga siap menerima pihak-pihak industri otomotif yang ingin memanfaatkan teknologi yang mereka kembangkan. Ini perlu, mengingat tren otomotif masa depan yang terus bergerak ke produksi mobil hemat energi dan ramah lingkungan dan telah mulai diproduksi massal di beberapa negara maju. Indonesia pun melalui program Kementerian Perindustrian terus mendorong upaya mengurangi gas buang dari industri otomotifnya.