Bandung, TAMBANG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyebut bahwa mineral kritis memiliki peran penting dalam mendukung transisi energi seperti untuk bahan baku industri pembuatan panel surya, turbin angin dan baterai kendaraan listrik.
“Peran komoditas mineral kritis menjadi sangat vital dalam menuju transisi energi antara lain sebagai bahan baku industri pembuatan panel surya, turbin angin dan industri baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik dan pembangkit listrik EBT, katanya dalam seminar bertema “The 1st Indonesia Minerals Mining Industry Conference-Expo 2022, Selasa (29/11).
Kata dia, mineral kritis yang dimilki Indonesia jumlahnya mencapai 50 komoditas, 5 di antaranya memiliki nilai strategis.
“Potensi mineral yang tersebar di seluruh Indonesia antara lain emas, nikel, tembaga, timah, besi dan alumunium, zirkon dan lain-lain” imbuh Arifin.
Arifin menambahkan, endapan mineral tersebut juga membawa beberapa unsur atau mineral ikutan yang keterdapatannya sangat jarang, namun sangat diperlukan dalam industri teknologi maju.
Karena itu, untuk mengembangkan mineral kritis dan strategis ini diperlukan kolaborasi antara pemangku kepentingan, baik yang bergerak di bidang geologi, pertambangan, metalurgi hingga industri mineral.
“Sehingga tercipta sinergisitas dan kerja sama yang saling menguatkan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pemerintah melalui Ditjen Minerba Kementerian ESDM telah melakukan kajian ilmiah tentang pentingnya mineral kritis dan strategis di Indonesia dan sudah dituangkan dalam sebuah buku berjudul Grand Strategis Komoditas Mineral (GSKM).
Ditjen Minerba juga mengajak pemangku kepentingan untuk membahas lebih dalam terkait hal ini melalui seminar nasional yang dilaksanakan selama dua hari, (29-30/11) di Bandung.
“Melalui acara ini semoga dapat diidentifikasikan peluang dan tantangan serta strategi menghasilkan solusi langkah nyata yang diperlukan industri berbasis mineral prioritas peningkatan nilai tambah di dalam negeri,” pungkasnya.